Pembahasan
pada tulisan ini menjelaskan tentang penguat daya pushpull kelas AB. Power Amplifier class AB ini dibuat bertujuan untuk membentuk penguat sinyal yang
tidak cacat (distortion) dari penguat
kelas A dan untuk mendapatkan efisiensi daya yang lebih baik seperti pada
amplifier kelas B. Karena amplifier kelas A memiliki efisiensi daya yang rendah
(±25%) yang disebaban titik kerja berada di 1/2 VCC tetapi memiliki kualitas
sinyal yang terbaik. Sedangkan amplifier
kelas B memiliki efisiensi daya yang baik (±85%) karena titik kerja mendekati
VCC tetapi kualitas suara yang kurang baik. Sehingga dibuat amplifier kelas AB yang memiliki
efisiensi daya penguatan sinyal (±60%) dengan kualitas sinyal audio yang baik.
Penguat
audio yang banyak ada di pasaran pada umumnya adalah penguat kelas AB. Untuk
memberi prategangan pada basis emitor tidak harus dengan dioda bisa juga dengan
resistor atau transistor asalkan bisa memberi tegangan untuk mengaktifkan dioda
di basis emitor. Dioda digunakan untuk menghindari kenaikan temperature dan membuat tegangan bias
pada dioda emitor. Untuk itu, dibutuhkan dioda dengan kurva VBE-nya mirip
dengan kurva VBE transistor. Dengan menggunakan diode juga akan mengurangi crossover distortion.
Ciri-ciri penguat
kelas AB diantaranya :
·
Phuspull
/ Transistor bekerja bergantian antara Q1 (NPN) dan Q2 (PNP).
·
Panas yang
dihasilkan tidak terlalu besar
·
Efisiensi lebih
besar (50% s/d 75%)
·
Tidak terjadi
cacat silang(crossover)
·
Fidelitas Tinggi
·
Terjadi
penggemukan sinyal pada kedua transistornya aktifnya pada saat transisi (gumming).
Tegangan
Power supply +, _ dan GroundGambar 1: Rangkaian Penguat Push pull kelas AB
Gambar rangkaian ekivalen DC untuk menganalisa rangkaian penguat pushpull kelas AB adalah sebagai berikut.
Gambar 2: Rangkaian Ekivalen DC Penguat kelas AB
Penurunan Rumus bagian 1:
Gambar 3: Bagian 1 rangkaian penguat kelas AB
Dari
gambar 3 di atas kedua transistor dipasang secara seri, dengan demikian arus
yang mengalir (Ic) besarnya sama. Karena transistor NPN dan PNP yang digunakan
memiliki sifat yang sama pula sehingga tegangan VCE transistor juga sama dimana
besarnya nilai tegangan VCE adalah setengah dari tegangan sumber. Penjabarannya
sebagai berikut.
2 VCE = VCC
VCE = VCC/2
VCEQ = VCC/2
Penurunan Rumus bagian 2:
Gambar 4 : Bagian 2 Rangkaian Penguat Kelas AB
Dari
rangkaian di atas arus I1 mengalir melewati R1 dan terbagi menjadi ID1 dan IB1.
ID1 mengalir melalui dioda dan IB1 mengalir ke dalam basis transistor. Ingat
bahwa kurva transkonduktansi transistor adalah sebuah grafik dari Ic terhadap
VBE, jika kurva arus-tegangan dari dioda identik dengan kurva transkonduktansi,
maka arus dioda sama dengan arus kolektor (ID1=Ic). Ini benar karena VBE pada
diode seperti VBE pada diode emitor transistor (VD = VB). Dengan menggunakan hukum Kirchoff untuk arus terhadap titik
simpul X kita dapatkan I1 = ID1+IB1 atau I1 = Ic+IB1, namun karena arus basis
lebih kecil daripada arus kolektor maka I1
Ic. Dengan demikian dapat dijabarkan :
2VCE – VR – VD –
VD - VR = 0
2VCE – 2VR - 2VD
= 0
Karena 2VCE = VCC
maka :
VCC – 2VR – 2VD =
0
VCC – 2Ic.R –
2VBE = 0
VCC – 2VBE =
2Ic.R
(VCC-2VBE)/2R = Ic
IcQ = (VCC-2VBE)/2R
Sedangkan Gambar rangkaian ekivalen AC untuk menganalisa rangkaian penguat pushpull kelas AB adalah sebagai berikut.
Gambar 5 : Rangkaian Ekivalen AC Penguat Kelas AB
Penurunan rumusnya adalah :
Vce = VCEQ = VCC/2
ic = iL dan VRL =
VCEQ maka :
ic = VCEQ/RL
ic (sat) = VCEQ/RL
Cara Kerja Penguat Kelas AB Push Pull
Pada rangkaian ekivalen AC berikut ini selama
setengah perioda positif dari tegangan sumber, dioda emitor dinyalakan (turn on)
dan titik operasi berayun dari Q yang bernilai VCC/2 ke VCC, jadi sinyal
tegangan puncak positif sama dengan VCEQ. Selama setengah perioda negatif dari
sumber tegangan, dioda emitor dibias balik dan tidak ada arus yang mengalir.
Inilah sebabnya tegangan pada RL adalah sinyal setengah gelombang.
Gambar 6 : sinyal output saat transistor NPN bekerja
Kemudian pada rangkaian dibawah ini kita
misalkan dioda emitor dibias dekat titik sumbat (cut off). Selama setengah
siklus positif dari tegangan sumber AC, dioda emitor dibias balik dan tidak ada
arus kolektor yang mengalir. Tetapi pada setengah siklus negatif dari tegangan
sumber dioda emitor dibias maju. Karenanya titik operasi berayun dari Q ke
penjenuhan. Karena arus IL mengalir melalui RL dan tegangan RL adalah negatif
terhadap tanah (ground). Inilah sebabnya tegangan output pada gambar tersebut hanya
terdiri dari setengah – setengah siklus negatif saja.
Gambar 7 : Sinyal
Output Saat Transistor PNP Bekerja
Untuk
mendapatkan rangkaian balance, kita
gabungkan dua pengikut emitor, transistor NPN memelihara setengah siklus
positif dari tegangan sumber sedangkan transistor PNP menangani setengah siklus
negatif. Pada cara ini tegangan output berupa gelombang sinus lengkap.
Penyusunan balance (push pull)
ini satu transistor konduksi selama setengah siklus positif dan transistor
lainnya selama setengah siklus negatif. Jika digabungkan maka kerja rangkaian
adalah melengkapi tiap setengah siklus yaitu arus dan tegangan dari setengah
siklus sama dan berlawanan dengan setengah siklus lainnya. Hal ini
menyederhanakan analisa rangkaian AC dari rangkaian pushpull ini maka kita hanya perlu menganalisa kerja dari setengah
siklus saja.
Untuk
mengatasi cross-over
pada penguat adalah dengan menggeser sedikit titik Q pada garis beban dari
titik B ke titik AB. Ini tujuannya tidak lain adalah agar pada saat transisi
sinyal dari fase positif ke fase negatif dan sebaliknya, terjadi overlap diantara transistor Q1 dan Q2. Pada saat itu, transistor Q1 masih aktif
sementara transistor Q2 mulai aktif dan demikian juga pada fasa baliknya. Penguat kelas AB merupakan kompromi antara
efesiensi (sekitar 50% - 75%) dengan mempertahankan fidelitas sinyal keluaran.
Ada
beberapa teknik yang sering dipakai untuk menggeser titik Q sedikit di atas
daerah cut-off. Salah satu contohnya adalah memberi tegangan
jepit antara basis transistor Q1 dan Q2 dengan resistor namun cara ini
menyebabkan penggemukan sinyal (gumming).
Untuk menghindari masalah gumming
maka dibuatlah teknik yang hanya mengaktifkan salah satu transistor saja pada
saat transisi. Caranya adalah dengan membuat salah satu transistornya bekerja
pada kelas AB dan satu lainnya bekerja pada kelas B. Teknik ini bisa dengan
memberi bias konstan pada salah satu transistornya yang bekerja pada kelas AB
(biasanya selalu yang PNP). Caranya dengan mengganjal basis transistor tersebut
menggunakan deretan dioda atau susunan satu transistor aktif.
Maka
kadang penguat seperti ini disebut juga dengan penguat kelas AB plus B atau
bisa saja diklaim sebagai kelas AB saja atau kelas B karena dasarnya adalah Power Amplifier kelas B. Penyebutan ini tergantung dari bagaimana produk amplifier anda mau diiklankan. Karena
penguat kelas AB terlanjur memiliki konotasi lebih baik dari kelas A dan B.
Namun yang penting adalah dengan teknik-teknik ini tujuan untuk mendapatkan efisiensi
dan fidelitas yang lebih baik dapat terpenuhi.
Cukup detail dengan penjabaran AC DC nya , makasih..
BalasHapus