Sel surya dapat dianalogikan
sebagai device dengan dua terminal
atau sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi
seperti dioda, dan saat
disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari,
umumnya satu sel surya komersial menghasilkan tegangan DC sebesar 0,5 sampai 1
volt, dan arus short-circuit dalam
skala milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus ini
tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya sejumlah sel surya
disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya terdiri
dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan DC sebesar 12 V dalam
kondisi penyinaran standar. Modul surya tersebut bisa digabungkan secara
paralel atau seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai
dengan daya yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu.
Gambar dibawah menunjukan
ilustrasi dari modul surya.
Gambar 1: Modul Surya
Struktur dan cara kerja dari sel
surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel surya berbasis material
silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel surya
generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).
Gambar 2: Struktur dari sel surya komersial yang menggunakan
material silikon sebagai semikonduktor.
Gambar diatas menunjukan
ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya yang secara umum terdiri dari
:
1.
Substrat/Metal backing
Substrat adalah
material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material substrat juga harus mempunyai
konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi sebagai kontak terminal
positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logam seperti
alumunium atau molybdenum. Untuk sel
surya dye-sensitized (DSSC) dan
sel surya organik, substrat juga
berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya
sehingga material yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga
transparan seperti indium tin oxide
(ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO).
2.
Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya
yang biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya
generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis.
Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor
yang digunakan adalah material silikon, yang umum diaplikasikan di industri
elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor
yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya material
Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous
silikon, disamping material-material semikonduktor potensial lain yang dalam
sedang dalam penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS)
dan Cu2O (copper oxide).
Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua
material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon
tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n junction.
3.
Kontak metal / contact grid
Selain substrat
sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduktor biasanya
dilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak
negatif.
4.Lapisan
antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan
cahaya yang terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya
dilapisi oleh lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan
tipis material dengan besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan
udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga
meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali.
5.Enkapsulasi
/ cover glass
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk
melindungi modul surya dari hujan atau kotoran.
Cara Kerja Solar Cell
Sel
surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction
antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari
ikatan-ikatan atom yang di dalamnya terdapat elektron sebagai penyusun dasar.
Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif)
sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi
kelebihan elektron dan hole tersebut
bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p,
silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon
tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan
tipe-n.
Gambar 3 : junction
antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan electron)
Peran
dari p-n junction ini adalah untuk
membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan
listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron
akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub
positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor
tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole
ini maka terbentuk medan listrik yang mana ketika cahaya matahari
mengenai susunan p-n junction ini
maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif,
yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif
menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah.
Gambar 4 : Ilustrasi
cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction.
Perkembangan Sel Surya Terbaru
Perkembangan kebutuhan energi yang
semakin meningkat menggerakkan para ilmuwan untuk terus mencari dan
mengembangkan teknologi sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan.
Salah satu dari bentuk sumber energi tersebut adalah tenaga matahari. Salah satu
negara dengan perkembangan pemanfaatan sumber energi matahari adalah Jepang.
Negara dengan julukan negeri matahari terbit ini berhasil menemukan sel
pembangkit pada panel surya yang lebih tipis daripada sel pada panel surya yang
digunakan saat ini. Panel tipis yang
dihasilkan lewat proses sederhana dengan hasil warna-warni tersebut tetap
memiliki kemampuan yang sama dalam menghasilkan energi.
Semula panel surya
dibuat untuk memasok tenaga pada satelit. Kini teknologi ini juga sudah
digunakan untuk mengisi ulang baterai. Selain itu, jika selama ini sel-sel pada
panel terbuat dari silikon dengan warna khas, hitam, saat ini hasil penelitian
terbaru menawarkan perubahan tampilan serta warna dari sel surya. Penemuan ini
didorong keinginan untuk membuat sel surya yang lebih beragam dan tembus
pandang.
Gambar 5 : Solar Cell tembus pandang
Panel surya ini
terbuat dari lapisan silikon yang sangat tipis sehingga bisa dibentuk dan
dibuat menjadi papan nama bahkan papan iklan. Sejauh ini temuan baru tersebut
baru digunakan untuk atap dan jendela sehingga pada siang hari cahaya matahari
tetap bisa masuk ke ruangan. Sedangkan energi yang dihasilkan dapat disimpan
untuk digunakan pada waktu kemudian.
Para ahli tenaga
surya di Jepang kemudian meneruskan pengembangan teknologi panel surya dengan
menciptakan sel surya yang berwarna-warni. Untuk itu, mereka menggunakan bahan
pewarna alami yang diambil dari tumbuhan. Cara membuatnya pun jauh lebih
sederhana. Jika awalnya sel surya dibuat dengan suhu 1.000 derajat Celsius,
kini hanya dengan suhu 70 derajat Celsius dan teknologi elektrodeposisi, sel
surya tipis penuh warna dapat dihasilkan.
Selain
di Jepang, Satu tim peneliti dari Universitas
California di kota Los Angeles (UCLA) berhasil melakukan inovasi terhadap sel
surya dan menciptakan sel yang transparan.
Sel surya yang dinamakan Polymer Solar
Cell atau sel surya polimer (PSC), bisa menyerap cahaya matahari dan kemudian
menghasilkan tenaga listrik yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Kehebatan inovasi terbaru ini adalah sel surya yang
transparan dan masih memungkinkan penghuni melihat pemandangan diluar
jendela.
Inovasi
sel surya polimer (PSC) menghasilkan tenaga listrik dengan menyerap cahaya
matahari terutama bagian inframerah yang tidak terlihat mata, jadi bukan dari
cahaya tampak. Tim peneliti dibawah pimpinan seorang profesor UCLA bernama Yang
Yang dan beberapa mahasiswa doktor dari departmen teknik material, berhasil
membuat perangkat penyerap cahaya inframerah dari
bahan plastik photoactive yang kemudian mengkonversi menjadi tenaga
listrik. Profesor Yang adalah direktur lembaga penelitian “Nano Renewable
Energy Center” yang berlokasi di California NanoSystems Institute (CNSI).
Keunggulan inovasi sel
surya dari tim peneliti UCLA ini memiliki 70% transparan kalau dilihat dengan
mata manusia. Hasil penelitian ini merupakan terobosan baru karena PSC terlihat
lebih transparan daripada penemuan sebelumnya. Keunggulan lainnya termasuk
bahan PSC ini dapat diproduksi dalam volume yang besar dengan ongkos produksi
yang rendah. Dengan bahan sel surya yang transparan
ini peneliti mengharapkan bisa di pakai untuk perangkat elektronik portabel
(telepon genggam, tablet, laptop), jendela gedung kantor dan bangunan rumah,
dan dalam produk lainnya termasuk kendaraan roda empat.
Referensi
o M.
Matsumura, Utilization of Solar Cell, Lecture Notes Research Center for Solar
Energy Chemistry, Osaka University 2009.
o S.M.
Sze, Physics of Semiconductor Devices 2nd edition, Chapter 14, John Wiley and
Sons 1981.
o Wikipedia
encyclopedia, Solar cell, 2005 (http://en.wikipedia.org/wiki/solar_cell)
o C.
J. Brabec, N.S. Sariciftci, J.C. Hummelen, Advanced Functional Materials, 11
(2001) 15.
beritajowo.com adalah web berita harian terkini dan budaya lokal, merupakan situs berita online yang berisi mengenai berita terbaru hari ini dari peristiwa, kecelakaan, kriminal, hukum, berita unik, Politik, dan liputan khusus di Indonesia dan Internasional.
BalasHapusberitajowo.com Saluran Informasi Akurat Terkini Terpercaya, Berita Politik, Ekonomi, Bisnis, Pendidikan, Olahraga, Jateng, Jabar, Jatim dan Berita DIY.
The Best New Casinos for November 2021 - JTM Hub
BalasHapusThe new online 시흥 출장마사지 casinos from 목포 출장마사지 new and 포항 출장마사지 established operators in the UK have all set the standards to ensure that the overall best online 강원도 출장안마 casino 강릉 출장샵 is not compromised