2.2.1.5.3
Consistency Transmitter
Consistency
Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu fluida
atau aliran buburan kertas.
2.2.1.5.3.1
Tipe-tipe Consistency transmitter:
1.
Rotary transmitter
(bentuk menyerupai baling-baling). Sistem kerja: pada Rotary transmitter
terdapat motor yang digunakan sebagai pengggerak baling-baling/rotarinya, yang
berfungsi sebagai perbandingan nilai pada sensor. Motor menggerakkan baling-baling
secara berlawanan dengan arah dari aliran bubur kertas. Semakin kental bubur
kertas maka perputaran baling-baling akan semakin lambat dan sebaliknya. Jadi
semakin tinggi nilai konsistensi atau kental bubur kertsa maka outputnya
semakin besar dikarenakan output pada konsistensi berbanding lurus dengan
kekentalan bubur.
2.
Blade Statis (bentuk
menyerupai sirip). Sistem kerja : Pengukuran seberapa besar gaya yang
dibutuhkan untuk memotong buburan serat. Semakin kental buburan kertas maka gaya yang
dibutuhkan untuk memotong buburan kertas semakin besar. Blade dipasang vertikal
dalam pipa proses agar dapat membelah buburan serat. Blade bergerak maju mundur
yang akan menghalangi sensor optik sehingga sensor keadaan off. Rata-rata waktu
pada sensor keadaan sensor off inilah yang akan dihitung dan diconvert menjadi
output sebesar 4-20 mA.
3.
Optical Blade
(bentuk menyerupai sirip, pisau, ataupun baling-baling. Optiknya/sensornya
sudah terpasang
langsung pada bladenya). Sistem kerja : cara kerja sama seperti consistency
transmitter biasanya, namun Optik pada bladenya akan membaca frekuensi dari
fibrasi / getaran pada bladenya yang ditimbulkan dari fluida/buburan yang
lewat.
2.2.1.5.4
Pressure Gauge
Pressure adalah
tekanan yang berupa air, udara, buburan kertas, dsb. Pressure tidak dapat diketahui
secara pasti dengan menggunakan indra manusia. oleh karena itu diperlukan alat
yang mengukur pressure atau tekanan tersebut.
Pressure Gauge adalah
alat untuk mengukur besarnya tekanan yang mengalir dalam suatu pipa proses.
Pada Pressure Gauge juga terdapat membran yang hampir sama dengan membran pada
level transmitter dan pressure transmitter, tapi pada pressura gauge nilai dari
tekanan pada membran langsung dirubah kebentuk nilai analog. Pada pressure
gauge nilai dari hasil pengukurannya tidak dirubah ke bentuk nilai mA,
melainkan langsung ditampilkan pada jarum penunjuk yang terpasang pada pressure
gaugenya.
2.2.1.5.4.1
Bagian- bagian Pressure Gauge:
Pada Pressure Gauge
terdiri dari 2 bagian:
1.
Membran : alat
pembaca tekaanan yang mengalir dalam suatu pipa proses.
2.
Jarum penunjuk :
penunjuk hasil yang diberikan oleh membran.
2.2.1.5.4.2 Sistem kerja Pressure Gauge :
Sistem kerja
pressure gauge adalah apabila membran yang dipasang pada pipa proses terkena
tekanan dari media yang berupa air, udara, buburan kertas, steam, dsb maka pada
membran tersebut akan mengalirkan signal analog yang kemudian menggerakkan coil
yang terdapat pada jarum penunjuknya sehingga pada jarumnya akan membaca
besarnya tekanan yang dibaca pada membran.
2.2.1.5.5
Pressure Transmitter
Pressure
Transmitter merupakan alat untuk mengukur tekanan aliran (fluida).
2.2.1.5.5.1
Bagian-bagian Pressure Transmitter:
Pada pressure
transmitter terdiri dari 2 bagian :
1.
Membran : pembaca
tekanan yang ada pada pipa proses dan sebagai pemberi signal ke pengontrol dari
pembacaan tekanan yang ada.
2.
Pengontrol
(Converter) : Pengolah signal dari membrannya. Signal dirubah ke bentuk Ampere
(mA) sebesar 4-20 mA, yang kemudian dikirim ke DCS.
2.2.1.5.5.2
Sistem Kerja Pressure Transmitter:
Apabila pada
pressure transmitter diberi tegangan DC sebesar 24V dan ada aliran yang berupa
air, udara, maupun buburan kertas yang mengalir dalam pipa proses dan mengenai
membran yang ada pada pressure transmitter, maka dari membrannya tadi akan
memberikan signal antara 4-20mA ke DCS maupun ke PLC.
2.2.1.5.6 CONTROL VALVE
Control valve adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran fluida yang mengalir
melewatinya. Control valve ini biasanya dipasang diantara pipa-pipa yang saling
berkesinambungan. Fungsi dari control valve adalah untuk mengatur besar
kecilnya fluida yang mengalir.
2.2.1.5.6.1 Cara kerja
Control Valve:
Pada control valve terdapat suatu bagian
yang bernama positioner. Di bagian ini sinyal di terima dari DCS/ PLC untuk
dilanjutkan ke aktuatornya, kemudian dari aktuator akan mengontrol pembukaan
atau penutupan valvenya. Pembukaan valvenya berkisar antara 0-100% dan
menggunakan arus sebesar 4-20 mA. Aktuator control valve digerakkan menggunakan tenaga
angin atau pneumatic.
2.2.1.5.6.2 Bagian-bagian
Control Valve:
1. Positioner
: Bagian yang berfungsi mengatur posisi membuka atau menutupnya control valve.
Di dalam positioner terdapat coil yang berfungsi sebagai alat penggerak
aktuator, Ada rangkaian elektronik sebagai I/O
arusnya, Ada
sebuah filter yang sangat kecil. Disinilah biasanya terjadi trouble karena
kotor, Dan ada jarum untuk menunjukkan indikator membuka dan menutupnya valve.
2. Aktuator
: Bagian yang berfungsi untuk penggerak valve, ada dalam alat ini terdapat piston yang digerakkan oleh
tenaga angin atau pneumatic.
3. Valve
: Bagian yang berfungsi untuk katup pembuka atau penutup. Membukanya valve
dapat secara penuh atau sebagian tergantung sinyal yang diterima dari
positioner.
2.2.1.6 HIDRAULIC
Hidraulic adalah suatu alat penggerak yang bekerja memanfaatkan
oli bertekanan yang diberikan oleh oil pump. Tekanan yang dibutuhkan pada alat
ini khususnya di PT. Ekamas Fortuna adalah 0-300 bar.
2.2.1.6.1 Sistem kerja hidraulic:
Dari oil pump, oli
dipompa oleh motor yang menggunakan double gear sehingga oli menjadi
bertekanan. Oli yang memiliki tekanan ini masuk ke kontrol elemen yang
berfungsi untuk mengontrol oli yang akan masuk ke actuator. Setelah dari
control elemen oli masuk ke aktuator (bisa berupa cylinder atau motor). Dan
disinilah terjadi sirkulasi yang terus menerus yaitu oli yang sudah terpakai
akan kembali digunakan untuk proses selanjutnya.
2.2.1.6.2 Kelebihan Hidraulic:
1.
Transmisi gaya dan
daya yang dihasilkan besar.
2.
Bebas perawatan.
3.
Pengiperasian
sangat mudah.
4.
Pengontrolan secara
otomatis sesuai dengan urutan kerja.
5.
Pengaturan komponen
dapat diletakkan secara independen satu sama lain.
6.
Konversi yang
sederhana dari gerakan putaran penggerak menjadi gerak linier.
7.
Pemonitoran dan
pemeriksaan yang sederhana.
8.
Minyak hidrolik
selain sebagai transmisi gaya juga sebagai pelumas.
9.
Getaran yang timbul
relatif kecil.
2.2.1.6.3 Kelemahan Hidraulic :
1.
Kebocoran
2.
Perubahan
viskositas
3.
Sistem rangkaian
tidak sederhana
4.
Kadang-kadang
kecepatan kerja berubah
2.2.1.7 PNEUMATIK
Pneumatik adalah
ilmu yang berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang berkaitan dengan udara.
Perangkat pneumatik bekerja dengan memanfaatkan udara yang diberikan oleh
compressor (pembangkit udara bertekanan). Tekanan yang dibutuhkan pada alat
pengontrol pneumatik seperti silinder, katup serta peralatan yang lain adalah 6
bar. Untuk memelihara keawetan peralatan udara harus kering dan bersih untuik
mencegah adanya korosi pada peralatan pneumatik tersebut.
2.2.1.7.1 Cara Kerja Pneumatic:
Perangkat pneumatik
bekerja dengan memanfaatkan udara yang
dimampatkan (compressed air). Dalam hal ini udara yang dimampatkan akan
didistribusikan melalui sistem yang ada sehingga kapasitas sistem terpenuhi.
Untuk memenuhi kebutuhan udara yang dimampatkan diperlukan compressor
(pembangkit udara bertekanan). Debit yang diukur adalah m³/menit.
2.2.1.7.2
Bagian-bagian pneumatik :
1.
Katup atau Valve :
terdiri dari katup pengarah, katup searah, katup pengatur aliran udara, katup
pengatur tekanan, Combinational valve.
2.
Aktuator dan output
: bagian terakhir dari output suatu sistem kontrol pneumatic. Output biasanya
digunakan untuk mengidentifikasi suatu sistem control ataupun aktuator.
3.
Indikator : Secara
visual bisa mewakili status dari sistem pneumatik dan membantu diagnosa.
2.2.1.7.3 Kelebihan Pneumatik:
1.
Peralatan tidak
mudah kotor karena menggunakan tekanan udara
2.
Pengoperasian mudah
3.
Perawatan mudah
4.
Sumber tekanannya
mudah didapatkan
2.2.1.7.4 Kelemahan pneumatik
1.
Tekanan yang
dihasilkan tidak terlalu besar
2.
Tekanan yang
dihasilkan berubah-ubah atau tidak stabil
3.
Angin dari sisa
yang dikeluarkan membut bising.
2.2.2 Persiapan Kerja
Sebelum melaksanakan kegiatan Prakerin selama 3 bulan yakni mulai sebelum
pemberangkatan tanggal 4 Februari 2013 – 26 April 2013 mendapatkan bimbingan dari pihak PT. Ekamas Fotuna tentang apa saja yang harus dilakukan siswa prakerin di perusahaan. Adapun tugas yang diberikan meliputi Tugas Pokok
dan Tugas lain yang dijabarkan pada Agenda Praktikum.
Dalam keseharian, PT. Ekamas Fortuna khususnya
unit Instrumen melaksanakan meeting untuk membahas laporan kerja yang
dilaksanakan pada hari sebelumnya dan membahas Instrument Problem Report yaitu
masalah-masalah yang harus diselesaikan pada hari itu. Meeting harian yang
diselenggarakan setiap pagi itu, bertujuan untuk mempererat komunikasi antar
atasan dengan bawahan juga untuk upaya pendiskusian setiap problem yang
dihadapi bersama-sama agar masalah bisa terselasaikan dengan baik dan lancar.
2.2.3 Proses Kerja
2.2.3.1 Mesin
Produksi
PT
. Ekamas Fortuna menjalankan dua unit
mesin dalam pembuatan kertas, yaitu Unit Paper Machine 1 (PM1) dan Unit Paper Machine 2 (PM2). Unit Paper Machine 1 memproduksi
jenis kertas karton tebal yaitu Core Board dan Chip Board, sedangkan Unit Paper
Machine 2 memproduksi jenis kertas karton tipis dan medium.
2.2.3.2 Bahan Utama:
2.2.3.2.1 NUKP (Needle Unbleached Kraft Pulp)
Bahan yang dipakai adalah kayu pinus yang telah
diolah sehingga kandungan bahan yang paling banyak adalah selulosa. Bahan baku yang mengandung selulosa dibedakan menjadi dua, yaitu
bahan baku kayu dan bahan baku bukan kayu.
Contoh bahan baku kayu adalah jenis
kayu yang berdaun jarum dan tanaman berdaun lebar yang biasanya banyak terdapat
di daerah tropis dan sub tropis.
Sedangkan bahan baku
bukan kayu contohnya bagasse yang merupakan hasil sisa pengolahan atau ekstrasi
tebu di pabrik gula.
Untuk membentuk pulp,
NUKP harus dicampur dengan air. Selulosa membentuk ikatan hydrogen dengan
gugus-gugus –OH selulosa dan juga membentuk ikatan hydrogen dengan air. Hal ini
disebabkan karena molekul tunggal atau kelompok air dapat terikat dengan
permukaan-permukaan selulosa. Penyerapan air tergantung pada jumlah gugus-gugus
–OH selulosa yang tidak terikat satu sama lainnya. Untuk proses pembentukan
ikatan antara serat selulosa, maka air harus dihilangkan dengan pengeringan.
Proses pengeringan
dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama adalah pemecahan ikatan –H
antara molekul-molekul air, yang merupakan ikatan energi yang paling rendah
dalam sistem selulosa-air. Sebagian air dilepas dan permukaan selulosa mendekat
satu sama lain. Proses ini berlanjut hingga hanya tertinggal lapisan air
nonmolekul antara dua permukaan selulosa.
Kemudian
ikatan –H antara OH-air dan OH-selulosa terbelah dan terbentuk ikatan hydrogen
antara permukaan-permukaan selulosa. Banyaknya ikatan hydrogen inilah yang
menentukan kekuatan kertas.
2.2.3.2.2
Kertas
Bekas
Kertas dapat dibuat
dari kertas bekas. Bahan baku
utama yang digunakan PT. Ekamas Fortuna adalah kertas bekas yang dibagi menjadi
dua jenis yaitu kertas lokal dan kertas impor. Kertas lokal mempunyai serat
yang lebih pendek serta tensile dan tearing yang rendah. Sedangkan kertas impor
memiliki serat yang lebih panjang dan lebih tipis serta memiliki tensile dan
tearing yang lebih kuat.
Klasifikasi kertas yang digunakan :
1. A7
atau Amerika OCC adalah kertas bekas yang berasal dari Amerika terbuat dari pohon
pinus yang yang mempunyai serat panjang dan kebanyakan belum pernah mengalami
proses daur ulang.
2.
A5 atau Singapore OCC adalah kertas
bekas yang berasal dari Singapura yang harganya lebih murah dari kertas A7 dan
mempunyai serat panjang yang cukup banyak akan tetapi biasanya sudah pernah
mengalami proses daur ulang.
3.
A2 atau Local OCC adalah kertas lokal
yang berasal dari Indonesia
dan biasanya mengandung sangat sedikit serat panjang karena sudah sering
mengalami proses daur ulang.
4.
Local Mixed Waste adalah campuran
kertas-kertas Bekas.
5.
Sludge atau lumpur adalh sisa-sisa
reject yang berasal dari proses produksi.
6.
Broke adalah bahan baku dari potongan kertas dari rewinder dan
sisa-sisa finishing yang dibagi menjadi: (a) Broke basah yang berasal dari
center roll atau yang berada pada bagian
Press Part dan ditampung dalam Press Pit, (b) Broke kering yang berasal dari
potongan yang keluar dari Paper Machine, Rewinder, Callendar Pit yang dikirim
ke Stock Preparation.
2.2.3.3
Bahan Pembantu:
Selain bahan baku juga digunakan bahan
pembantu. Bahan pembantu adalah bahan yang dibutuhkan dalam suatu proses
pembuatan kertas agar diperoleh kualitas kertas yang sesuai dengan yang
diinginkan. Bahan pembantu yang digunakan meliputi air dan bahan kimia.
2.2.3.3.1
Air
Kertas dibuat dari
pulp. Untuk membuat pulp digunakan bahan utama berupa serat dan media yang dipakai adalah air. Keras yang
mengandung pulp disebut wood-container paper. Jenis pulp yang dipakai dalam
pembuatan kertas mempengaruhi kualitas kertas. Pulp dapat dibuat secara
kimiawi, mekanik atau keduanya, yang pada prinsipnya pembuatan pulp adalah
pengolahan kayu menjadi serat-serat halus dan
menghilangkan lignin atau komponen nonserat lainnya. Hampir semua
tumbuhan yang mengandung selulosa dapat digunakan sebagai bahan baku kertas. Selulosa adalah
serat-serat yang terdapat pada jaringan dinding sel tumbuhan terutama pada
batang yang berupa karbohidrat.
Air
yang digunakan dalam proses pembuatan bubur pulp pada PT. Ekamas Fortuna ini
terbagi manjadi dua macam yaitu White Water dan Fresh Water. Yang disebut white
water adalah air sisa proses, sedangkan fresh water adalah air yang diperoleh
dari unit pengolahan (water treatment). White water diperoleh dari hasil
perasan kertas pulp yang diproses. Dan air sisa produksi atau air buangannya
dialirkan pada Waste Water Treatment sebagai limbah.
2.2.3.3.2
Alumunium Sulfat Al2(SO4)³
Alumunium sulfat
digunakan untuk membantu proses koagulasi, pengendapan bersifat kationik (+)
sehingga akan mengikat rosin (internal sizing) dan fiber. Bersama rosin sebagai
internal sizing yang berfungsi untuk menurunkan nilai cobb size atau daya serap
ketas terhadap air dan juga untuk menurunkan nilai Ph dalam sistem sehingga
bersifat asam dalam sistem. Sebagai adjustment Ph yaitu cenderung untuk
menurunkan Ph atau juga berfungsi untuk menurunkan anionic trust pada larutan
bubur. Alumunium sulfat ini efektif bila diinjeksikan pada Chest Machine.
2.2.3.3.3 Rosin (Neuphor, Hygum)
Berupa
getah karet yang bersifat asam. Di dalam sistem
efektif bekerja pada Ph di bawah 7, neuphor nantara 4-5 dan hygum antara 4-6.
Neuphor efektif ditambahkan pada stock chest. Bersifat atau berfungsi sebagai
internal sizing bersama alum dalam sheet. Sehingga menurunkan nilai cobb size
(daya serap kertas terhadap air). Efektif dimasukkan pada input PVSL screen.
Bersifat anionic yang terikat pada alum bersama fiber. Neuphor atau hygum juga
mampu mempercepat dehidrasi dan menurunkan SS (Suspended Solid) water sistem.
memperbaiki formasi kertas. Juga bersifat untuk menurunkan anionic trush pada
larutan bubur.
2.2.3.3.4
Retention
Merupakan polimer
organic yang bersifat kationik. Secara umum retention berfungsi untuk:
1. Meningkatkan
drainage speed, First Pass Retention (FPR) atau presentase bubur fine yang
terikat pada sheet kertas.
2. Sangat
efektif untuk meningkatkan speed mesin, mengurangi kandungan muatan (-) pada
sheet dan juga mencegah terjadinya stichis pada dryer.
Juga
efektif ditambahkan pada additional point pada stage after screen. Retention
dengan high charge akan menetralisir partikel yang bermuatan negative (anionic)
sehingga tidak akan mengganggu system, sedangkan retention dengan low charge
akan membentuk jembatan yang akan mengikat partikel negative dan retention high
charge yang satu dengan yang lainnya.
2.2.3.3.5
Wet strength
Bersifat kationik,
dalam sistem akan berfungsi untuk meningkatkan ikatan antara fiber dengan fiber
yang lainnya, sehingga dapat meningkatkan strength kertas. Mencegah perubahan
moisture atau pengaruh humidity ruang kertas di saat penyimpanan. Sehingga
kualitas kertas cenderung tidak berubah. Efektif bila diinjeksikan pada Chest
Machine, sesudah fan pump untuk meningkatkan retention dan sizing.
2.2.3.3.6 Dry strength
Merupakan bahan yang
mengadung polymer polyacryl amide
sejenis latek (perekat). Berfungsi meningkatkan kekerasan atau strength kertas,
misalnya ring crush dan bursting factor (daya retak kertas). Hopelon sangat
efektif dengan alum dan rosin dapat menimbulkan gelling. Juga untuk
meningkatkan bonding antara fiber, mempercepat dehidrasi sehingga meningkatkan
retention fine, filler, strength. Dapat juga untuk meurunkan BOD dan COD.
Menurunkan anionic trust dan mengikat fine. Efektif untuk mengurangi stichis
dryer.
2.2.3.3.7 Defoamer
Jenis oil base (di
dalam material terdapat kandungan minyak) wax contains. Jenis water base (di
dalam material tidak mengandung oil wax).
2.2.3.3.7.1
Secara umum kandungan defoamer adalah:
1. Hydrocarbon
(polymer)
2. Surfactant
3. Additive
2.2.3.3.7.2
Sifat dan fungsinya:
1. Mudah
larut dalam air
2. Berat
jenisnya kurang lebih sama dengan air
2.2.3.3.7.3
Berfungsi sebagai antifoam:
1. Memecah
foam sehingga tidak sempat terakumulasi.
2. Bereaksi
dengan residual foam dan membentuk foam kecil dan selanjutnya mudah larut dalam
air.
3. Beberapa
jenis defoamer biasanya tidak tahan terhadap temperature larutan bubur terutama
pada temperature di atas 45° C.
2.2.3.4 Uraian Proses Produksi
Proses pembuatan kertas
di PT Ekamas Fortuna meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:
-
Stock Preparation
-
Paper Machine
2.2.3.4.1 Stock Preparation
Tujuan Stock
preparation adalah memproses recycled paper atau virgin pulp (NUKP), recycled
pulp (wet and dry broke) dan non fiber elements (chemical and mineral
additive), secara homogen, kontinyu dan konsisten untuk kebutuhan paper
machine. Dan juga sebagai bagian awal proses produksi bahan baku menjadi pulp (buburan kertas) yang
kemudian diproses lebih lanjut menjadi kertas pada bagian Paper Machine. Stock
Preparation juga menentukan kualitas karena pada bagian ini mengatur
consistency atau kadar pulp dan mengatur freeness atau derajat giling pulp.
2.2.3.4.1.1
Pulping
Merupakan proses
penguraian atau pendispersian bahan baku
recycled paper dengan air untuk dijadikan serat-serat yang individu yang
kemudian digunakan dalam proses pembuatan kertas yang disebut dengan stock
(buburan). Pada awalnya bahan baku
diangkut dari tempat penyimpanan dengan menggunakan forklift menuju belt conveyor.
Belt conveyor memiliki kemiringan ± 30°, bahan baku akan terangkut menuju
ke
pulper untuk diuraikan menjadi serat-serat individu dan menghomogenkannya. Pada
pulper ini bahan baku
dihancurkan dengan propeller yang berputar dengan penambahan air yang berasal
dari waste water (konsistensi 5%). Untuk menghilangkan material yang tidak
diinginkan seperti potongan plastic atau kertas yang tidak hancur, kawat dan
bahan lainnya yang dapat menyumbat saluran pulper, digunakan ragger berdiameter
10-15 cm yang dicelupkan dalam pulper. Ragger digunakan untuk mamancing
material yang tidak diinginkan agar tersangkut atau terbelit pada tambang dan
kemudian tambang ditarik secara mekanis dengan menggunakan mesin ragger dan dibuang otomatis menggunakan
timer.
2.2.3.4.1.2
Cleaning
Pulp yang dihasilkan dari
bagian pulper dialirkan melalui pipa menuju sebuah chest. Dari chest ini, pulp
dialirkan ke dalam HDC (High Density Cleaner). HDC merupakan separator yang
kerjanya memisahkan suatu benda atau zat berdasarkan massa jenisnya. Pada HDC dipisahkan antara
stock (buburan) dengan kotoran yang ada didalamnya seperti kerikil, steples,
dan kotoran lain yang massa
jenisnya lebih tinggi. Tapi tidak semua kotoran dapat dipisahkan pada bagian
ini karena ada kotoran yang memiliki massa
jenis lebih rendah yang terbawa bersama stock. Kotoran-kotoran ini akan
dipisahkan pada bagian lain. HDC bekerja dengan menggunakan gaya
tangensial dan gaya sentrifugal, dimana gaya ini dibentuk oleh
masuknya stock yang mengikuti dinding cleaner yang dibantu oleh pressure dan
juga oleh putaran dari rotor yang terdapat pada bagian atas cleaner. Partikel
yang mempunyai densitas tinggi akan terlempar ke dinding dan turun ke bawah,
keluar sebagai reject. Sedangkan stock yang berdensitas rendah akan berada di
tengah pusaran dan akan didorong ke atas oleh counter pressure dan keluar
sebagai bubur bersih yang kemudian dialirkan menuju chest lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
cleaner:
1. Kondisi
dari bubur, apakah banyak mengandung impurities atau tidak. Jika banyak
mengandung impurities tentu reject banyak yang dikeluarkan.
2. Consistency
bubur atau stock (3,5 - 4,5%). Makin tinggi consistency makin sulit untuk
memisahkan antara bubur dengan kotoran karena larutan pekat dan sebaliknya
makin rendah consistency maka makin mudah untuk memisahkan bubur dan kotoran.
3. Perbedaan
tekanan inlet dan outlet. HDC dapat
bekerja dengan baik jika DP bernilai 0,5 bar-1 bar.
2.2.3.4.1.3 Screening
Screening berfungsi
untuk memisahkan buburan dengan kotoran berdasarkan ukurannya. Kotoran yang
dibuang misalnya serat kasar, plastic dan
bahan lain yang tidak dikehendaki. Dari
bagian sock chest, stock dimasukkan ke dalam sebuah turbo separator yang
fungsinya untuk memisahkan stock berkualitas baik dengan stock berkualitas
rendah. Stock berkualitas
rendah adalah stock yang masih mengandung plastic atau stock yang menggumpal.
Stock ini dibedakan atas dua macam yaitu stock yang agak kasar (reject 1)
dimasukkan ke centrifugal cleaner dan stock yang kedua yaitu stock kasar
(reject 2) yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah flowbox. Di centrifugal cleaner, stock dan
kotoran dipisahkan secara sentrifugal dengan mengalirkan stock ke flowbox,
sedangkan kotorannya dibuang. Dari flowbox, stock dialirkan menuju sebuah hydraflaker
untuk memecahkan bagian yang menggumpal atau memperkecil ukuran dari kotoran
dan kemudian masuk ke sebuah chest. Dari chest tersebut stock dipompa ke FN screen,
dimana dari FN screen ini adalah untuk memisahkan kotoran berdasarkan
ukurannya. Stock yang baik dari FN screen dialirkan ke stock chest lainnya
untuk selanjutnya stock dipompa ke combi sorter. Fungsi dari combi sorter
adalah menyaring kotoran sehingga stock yang dihasilkan lebih bersih.
2.2.3.4.1.4
Thickening
Merupakan proses
pengentalan bubur yang melalui proses
pengenceran dan cleaning. Dari sebuah chest, stock dialirkan LDC (Low
Density Cleaner) atau disebut juga Three Stage Cleaners yang dipasang secara
seri. Stock yang dimasukkan ke dalam Three Stage Cleaners mula-mula masuk ke
first stage cleaner. Hasil yang jelek
dari first stage cleaner masuk ke first stage cleaner reject pit yang kemudian
dipompa ke second stage cleaner dan hasil yang baik dari stage ini akan
dimasukkan kembali ke first stage cleaner.
2.2.3.4.1.5 Fractionating
Merupakan
proses fraksionasi serat yaitu pemisahan antara serat panjang dan serat pendek.
Serat panjang masuk ke sebuah chest (chest 1), sedangkan serat pendek masuk ke Decker Machine
selanjutnya masuk ke chest lainnya (chest 2).
2.2.4.1.6 Refining
Merupakan proses
penggilingan buburan kertas untuk mengatur derajat giling (freeness) yang
sesuai dengan yang dibutuhkan. Proses refining dapat menggunakan DDR (Double
Disc Refiner) atau Conflo Refiner.
Efek penting refining pada properties
kertas:
-
Menaikkan kekuatan ikatan internal
fiber, bursting sdtrength, formasi, tensile strength, bulk, moisture content.
-
Menurunkan tearing, caliper, opacity,
porocity. Stock dari sebuah chest dipompa ke DDR. Dari DDR kemudian stock masuk
ke chest lainnya.
2.2.3.4.2 Paper Machine
Proses paper machine
dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu:
-
Wet End Operation
-
Dry End Operation
-
Finishing Operation
2.2.3.4.2.1 Approach system
Tujuan
dari approach system adalah menstransfer stock (furnish) dari Stock Preparation
ke Paper M/C dengan furnish yang homogen dan bebas kontaminan untuk
menghasilkan kualitas kertas yang baik.
2.2.3.4.2.1.1 Machine Chest
Berfungsi
untuk menampung furnish dari mixing chest untuk ditransfer ke flowbox. Variable
yang harus dikontrol adalah level, agar level pada flowbox stabil dan
consistency, dijaga dengan Consistency Regulator Control.
2.2.3.4.2.1.2 Flowbox
Berfungsi
untuk manjaga kestabilan head agar consistency furnish yang ditransfer ke fanpump
stabil. Variable yang harus dikontrol adalah head (level) dengan level yang
stabil maka consistency furnish yang disuplai ke fan pump melewati BW Valve
akan stabil.
2.2.3.4.2.1.3 Fan pump
Selain
mengalirkan furnish dari flowbox ke PVSL Screen juga untuk membuat furnish agar
terjaga homogenitasnya sehingga consistency furnish stabil. Variable yang harus
dikontrol adalah flow outlet fan pump untuk menjaga kestabilan consistency
furnish.
2.2.3.4.2.1.4 PVSL Screen
Pada PVSL Screen
terjadi pemisahan antara buburan halus dan buburan kasar dengan cara menekan
sehingga buburan yang keluar lebih halus. Buburan kasar akan dialirkan dari
PVSL Screen ke Reject Pit dan dikembalikan ke Reject Chest pada bagian Stock
Preparation. Dari Reject Chest tersebut, buburan akan dipompa ke Chest lain.
Selain itu fungsi dari
PVSL Screen adalah membuang gelembung udara sebelum bubur ditransfer ke headbox
dan menghilangkan kontaminan pada furnish yang akan ditransfer menuju headbox.
Variable yang harus dikontrol adalah perbedaan tekanan antara inlet dan outlet.
2.2.3.4.2.2 Wet End Operations
Tujuan
dari wet end operations adalah membuang air dari bubur melalui proses vacuum
dan press dan untuk membentuk lembaran kertas.
2.2.3.4.2.2.1 Former system
Former merupakan proses
pembentukan lembaran kertas basah (web) pada mesin former. Pada former, formasi
dan uniformitas kertas sangat dijaga dan diperhatikan untuk mendapatkan hasil
kertas yang bagus dan sesuai dengan permintaan konsumen. Lapisan kertas yang
terbentuk masih basah dan biasanya disebut web.
Pada proses yang
berjalan di PM #1, di antara Cylinder Former no.2 sampai 7 disemprotkan starch
untuk melekatkan lapisan kertas yang terbentuk pada tiap Cylinder Former dan
untuk memperkuat ikatan serat stock. Proses pembentukan kertas terjadi pada
bagian Cylinder Former. Pada bagian
selimut tabung atau wire terdapat screen dengan ukuran 50 mesh yang berfungsi
untuk menyaring sebagian air yang terdapat dalam stock yang lolos akibat
perasan dari Couchroll yang berada tepat diatas Cylinder Former. Diantara
Cylinder Former terdapat felt yaitu semacam karpet yang berfungsi sebagai
tempat melekatnya web. Oleh karena itu felt tidak boleh kotor karena dapat
mempengaruhi kualitas kertas yang diproduksi sehingga setelah web melekat pada
felt, Former Cylinder dibersihkan dengan air yang disemprotkan dengan tekanan 20 bar. Kemudian air hasil perasan
akan turun ke bawah masuk ke Former Pit, begitu juga stock yang tidak menempel
pada felt juga akan dimasukkan ke dalam former pit. Di former pit overflownya
dikembalikan ke Incline Screen untuk diolah kembali dan dimasukkan ke Screen
Reject Chest.
Web
yang telah terbentuk oleh Former Cylinder akan ditekan dengan menggunakan Roll
Drum Press (bagian atas) dan Suction Drum Press (bagian bawah) supaya formasi
serat dan tebalnya seragam. Pada Suction Drum Press terdapat dua alat penghisap
yaitu low vacuum dan high vacuum. Dimana low vacuum berfungsi agar web tidak
jatuh ke bawah sedangkan high vacuum berfungsi untuk menghisap air hasil dari
proses pengepresan dua roll. Selanjutnya web menuju ke bagian press part.
2.2.3.4.2.2.2 Press Sistem
Press part merupakan
proses pengepresan kertas basah (web) untuk mengurangi kandungan air atau mengeringkan
web melalui press roll, disamping juga untuk meratakan tebal dan formasi
kertas. Penekanan tetap menggunakan sistem yang sama yaitu dengan 2 buah press
roll yang saling berhimpit yang dioperasikan pada tekanan tertentu, serta dilengkapi
dengan doctor blade yaitu suatu alas pembersih roll yang berfungsi untuk membersihkan
serat-serat yang melekat.
Pada Suction Press
terdapat dua alat penghisap yaitu low vacuum dan high vacuum. Dimana low vacuum
berfungsi agar web tidak jatuh ke bawah sedangkan high vacuum berfungsi untuk
menghisap air dari proses pengepresan dua roll.
2.2.3.4.2.3 Dry End Operations
Operasi-operasi
yang berguna untuk mengeringkan lembaran (sheet), menghaluskan dan
menggulungnya menjadi reel besar (jumbo reel).
2.2.3.4.2.3.1 Dryer Part
Dryer part merupakan
proses pengeringan kertas basah untuk mengatur moisture content kertas atau
kadar air yang dikehendaki dengan menggunakan steam (uap panas). Pada proses drying
di PM#1, kertas dikeringkan dengan menggunakan 44 buah cyilinder. Kertas akan
dikeringkan pada bagian atas (top) dan bagian bawah (bottom). Cylinder ganjil
mengeringkan bagian atas (top) dan letaknya di bawah, sedangkan cylinder genap
mengeringkan bagian bawah (bottom) dan letaknya di atas.
Pada drying part tidak
digunakan felt lagi melainkan canvas karena felt akan rusak bila terkena steam.
Pada drying part pemanasan dilakukan dengan cascade sistem yaitu suhu semakin
meningkat bersamaan dengan besarnya nomor cylinder dryer. Suhu pada cylinder dryer
pertama yaitu antara 70-85ºC dan suhu pada dryer
ke 44 adalah 140ºC. Suhu di group
pertama tidak boleh terlalu panas karena kertas dapat menempel di cylinder
former. Pengeringan di dryer harus memperhatikan suhu karena dapat mempengaruhi
ply bond. Jika suhu terlalu panas maka akan menyebabkan nilai ply bond turun.
Di dryer penyusutan di bagian pinggir lebih banyak dibandingkan dengan yang
ditengah sehingga gramatur di bagian pinggir cenderung lebih besar.
Drying Part terdiri dari lima group dengan
perincian yaitu:
1. Grup 1 dari Cylinder dryer no 1-4
2. Grup 2 dari Cylinder dryer no 5-12
3. Grup 3 dari Cylinder dryer no 13-28
4. Grup 4 dari Cylinder dryer no 29-43
(ganjil)
5. Grup 4 dari Cylinder dryer no 30-44
(genap)
Setiap saat kertas di
dryer berada dalam kondisi open draw. Open Draw berarti kertas berjalan tanpa
ada canvas yang melapisi. Oleh karena itu, setiap ada perubahan di Stock Preparation
misalnya blending material, proses refining ataupun perubahan di paper machine
misalnya di former maupun di press, maka tension atau gaya tarik kertas juga
akan berubah.
Oleh
karena itu jika kertas terlalu kendor maka tension kertas perlu dikurangi agar
tidak terjadi sheet break. Dryer juga dilengkapi guide roll yang berfungsi
untuk menjaga agar canvas tidak lari ke TS atau DS. Di dalam cylinder dryer
dilengkapi dengan sypon yang berfungsi untuk mengambil air hasil kondensasi
dryer yang kemudian dibuang ke separator.
2.2.3.4.2.3.2 Callender
Setelah
selesai dikeringkan, kertas dibawa menuju ke bagian callendering yaitu proses
pengaturan ketebalan atau kehalusan sesuai dengan ketebalan atau kehalusan yang
di kehendaki. Kertas akan dilewatkan pada callender roll yang berfungsi untuk
mengaluskan permukaan kertas dan meratakan kertas. Kemudian kertas akan masuk
ke bagian reeling. Diantara callender roll dan reel terdapat scanner yang
berfungsi untuk menegtahui kualitas kertas baik basis weight, caliper, maupun
moisture content.
2.2.3.4.2.3.3 Reel
Tahap
reeling merupakan proses penggulungan lembaran kertas yang sudah jadi setelah
melalui tahapan proses callendering. Kertas di gulung pada mesin reel, setelah
tebal gulungan kertas mencapai ukuran tertentu kertas dipotong. Kertas tersebut
dipotong dengan cara menyelipkan paper bond pada gulungan kertas yang akan di
potong. Sehingga menempel pada gulungan kertas dan kemudian ditarik secara
cepat oleh sebuah mesin. Setelah itu dilakukan penggulungan kertas berikutnya.
Dimana penggulungan kertas untuk saat pertama perlu dipancing agar kertas bisa
menggulung pada reel. Pemancingan dilakukan dengan menyelipkan kertas yang di
potong tidak beraturan maka dirapikan dulu secara manual oleh para operator. Ketika
pemotongan dilakukan, reel gulungan kertas yang sudah disiapkan untuk digulung
berikutnya turun secara otomatis dan penggulungan berikutnya dimulai. Sedangkan
reel yang lama diturunkan dan diangkut ke bagian selanjutnya.
2.2.3.4.2.4 Finishing operations
Rewinding merupakan proses
penggulungan kertas yang turun dari mesin reel untuk dipotong dan dirapikan
menjadi bentuk roll sesuai dengan diameter dan trim atau lebar kertas yang
dikehendaki. Proses finishing merupakan proses pemberian identitas pada roll dan proses pembungkusan
roll sebelum di transfer ke gudang.
2.2.4 Pemeliharaan
Alat
Dalam usaha pemeliharaan alat-alat yang ada,
PT. Ekamas Fortuna melakukan serangkaian kegiatan seperti Preventive (pencegahan),
Kalibrasi, maupun Maintenance (pemeliharaan/perbaikan) secara rutin.
2.2.4.1
Preventive
dan Maintenance
Preventive atau pencegahan adalah jadwal perawatan rutin
pada peralatan produksi suatu alat.
Tujuan utama dari preventive adalah untuk mencegah timbulnya kerusakan pada
peralatan produksi. Kegiatan preventive meliputi pengecekan alat secara fisik
atau visual dan dilanjutkan dengan cleaning. Di PT. Ekamas Fortuna, khususnya di
unit instrument preventive yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Grup
1 (QCS & DCS) : berupa pengecekan Air Filter Blower, Air Supply Equipment,
Check Chiller (Water Cooling), mengecheck Sensor BW, check Sensor Caliper,
check Sensor Moisture, check Parameter Temperature Electronic Card, check Head
Alignment (Pergeseran Head Sensor).
2. Grup
2 (Field Instrument): berupa pengecekan connection pada Level Transmitter, pengecekan
connection dan controller pada Temperature Transmitter, pengecekan air supply
dan connection pada Consistency Transmitter, pengecekan connection pada Pressure
Transmitter, pengecekan air supply, connection, positioner, actuator pada Control
Valve, dan pengecekan connection pada Flow Transmitter.
3. Grup
3 (Hidraulic & Pneumatic): berupa pengecekan air supply, oil/air regulator,
pressure gauge, solenoid valve, seal, actuator, oiller pada mesin Balling
Press, pengecekan oil/air regulator, pressure gauge, solenoid valve, oil level,
connection pada Hidraulic, pengecekan air filter, pressure gauge, solenoid
valve, accessories, oil level, oil filter, connection pada Compressor,
pengecekan air supply, solenoid valve, connection pada Actuator, pengecekan air
supply, oil/air regulator, pressure gauge, seal, actuator, connection pada
Vacuum.
Maintenance atau pemeliharaan adalah
suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga asset dari usaha agar segala
aktifitas di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dimana tujuan Maintenance (pemeliharaan):
1.
Untuk
memperpanjang umur dari asetperusahaan (yaitu setiap bagian dari tempat kerja,
bangunan, alat-alat, dsb).
2.
Untuk
menjamin kemampuan optimum dari peralatan yang terpasang untuk berproduksi dan
memperoleh keuntungan maksimum.
3.
Untuk
menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan pada
keadaan darurat sepanjang waktu, misalnya kesiapan unit cadangan dari sebuah
peralatan produksi.
4.
Untuk
menjamin keselamatan terhadap pekerja yang menggunakan peralatan produksi.
Pekerjaan pemeliharaan
alat yang terencana dibagi atas 2 aktifitas utama, yaitu pencegahan dan
perbaikan (koreksi).
Bagian utama dari
pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan berdasar pada melihat, merasakan,
mendengarkan, dan penyetelan minor pada selang waktu yang telah ditentukan,
serta penggantian komponen minor sebagai akibat dari penemuan pada saat
pemeriksaan.
Pemeliharaan
perbaikan/koreksi (corrective maintenance) meliputi reparasi/perbaikan minor,
biasanya rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga
overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua tahunan.
Perencanaan
pemeliharaan didefinisikan sebagai penentuan sebelumnya terhadap pekerjaan,
cara, bahan, alat, mesin, karyawan, saat serta waktu yang diperlukan.
Hanya ada satu bentuk
perawatan tak terencana, yaitu pemeliharaan darurat, yang didefinisikan sebagai
pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat
yang serius, misalnya terhadap hilangnya produksi, kerusakan besar pada
peralatan, atau untuk alasan keselamatan kerja.
Dalam manajemen perawatan
mesin, terdapat beberapa teknik dan istilah umum yang biasa digunakan, seperti:
1.
Pemeliharaan (Maintenance)
: Suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu
barang di dalamnya atau untuk memperbaikinya hingga untuk kondisi yang dapat
diterima.
2.
Pemeliharaan darurat
(Emergency maintenance) : Pemeliharaan yang perlu segera dilakukan
untuk mencegah akibat yang serius.
3.
Pemeliharaan terencana
(Planned maintenance): Pemeliharaan yang diorganisasi dan
dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan peralatan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
4.
Rusak (Breakdown):
Kerusakan/kegagalan yang menghasilkan ketidak tersedianya suatu bagian dari
alat.
5.
Pemeliharaan Korektif
(Corrective maintenance): Pemeliharaan yang dilakukan untuk
memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan perbaikan/reparasi) yang
telah terhenti untuk memenuhi kondisi yang dapat diterima.
6.
Pemeliharaan pencegahan
(Preventive maintenance): Pemeliharaan yang dilakukan pada
selang waktu yang telah ditentukan sebelumnya, atau terhadap suatu kriteria
lain yang diusulkan dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan dari bagian
lain yang tidak memenuhi kondisi yang dapat diterima.
7.
Pemeliharaan jalan (Running
maintenance):
Pemeliharaan
yang dapat dilakukan sewaktu mesin sedang berjalan (digunakan).
8.
Pemeliharaan berhenti (Shut
down maintenance):
Pemeliharaan
yang hanya dilakukan selama mesin berhenti.
9.
Daftar barang-barang pabrik
(Plant inventory):
Daftar
dari seluruh barang, seperti seluruh bagian dari tempat kerja, gedung dan
isinya untuk tujuan identifikasi, beserta keterangan mengenai kontruksi dan
rincian teknis masing-masing.
10. Rencana/Program pemeliharaan (Maintenance program):
Suatu daftar pengalokasian pemeliharaan spesifik pada suatu jenis periode.
Suatu daftar pengalokasian pemeliharaan spesifik pada suatu jenis periode.
11. Jadual pemeliharaan (Maintenance program): Suatu daftar
lengkap mengenai pemeliharaan dan pengaruhnya.
12. Kartu riwayat (History card): Catatan penggunaan
kejadian dan tindakan sebagai kaitan yang layak pada bagian khusus.
13. Laporan kerja (Job report):
Suatu
pernyataan tertulis dari pekerjaan yang dilakukan serta kondisi alatnya.
14. Spesifikasi kerja (Job specification):
Suatu dokumen yang menguraikan pekerjaan yang dilakukan.
15. Overhaul: Suatu pengujian lengkap dan perbaikan
dari suatu alat atau sebagian besar dari bagian itu sampai pada kondisi yang
diharapkan.
16. Waktu nganggur (Down time):
Periode
dari waktu selama dimana suatu bagian alat tidak dalam kondisi mampu memberikan
fungsi yang diharapkan.
17. Perencanaan pemeliharaan (Maintenance planning): Penentuan
selanjutnya terhadap pekerjaan, cara/metode, bahan, alat, mesin, pekerja, saat
dan waktu yang diperlukan.
Dilakukannya pekerjaan
pemeliharaan adalah hal ekonomis yang sangat penting. Pemeliharaan yang benar akan
menambah kehandalan serta produktifitas, dimana hal ini tentu saja bisa
mengakibatkan juga pertambahan pendapatan.
2.2.4.2
Kalibrasi
Kalibrasi adalah
aktivitas yang dilakukan untuk membawa suatu besaran pengukuran pada nilai
sebenarnya. Nilai sebenarnya dapat dilakukan dengan membandingkan dengan
pengukur standar atau dibandingkan dengan besaran yang secara kasat mata mutlak
kebenarannya.
Dibawah ini dijelaskan
cara kalibrasi alat-alat yang dilakukan unit Instrumen:
2.2.4.2.1 Prosedur Kalibrasi
QCS (Scanner) :
Membandingkan dan mencocokkan hasil
pengukuran yang ada pada scanner dengan yang ada di laboratorium. Apabila ada
selisih pengukuran maka dilakukan kalibrasi.
Untuk mengkalibrasi Basis Weight (BW),
maka masukkan nilai KCM (satuan atau set poin yang nilai idealnya 1. Batas
minimum 0,9 dan batas maksimum 1,2) yang baru pada scanner supaya pembacaan BW
pada scanner cocok dengan pembacaan di laboratorium.
Untuk mengkalibrasi MC dengan cara
mensetting Intercept dari MC yang dapat dilihat pada display controlnya.
2.2.4.2.2 Prosedur Kalibrasi Level Transmitter:
- Sambungkan
peralatan transmitter dengan alat ukur yang seperti gambar terlampir (Diagram Connection Level Transmitter)
- Beri
tekanan 0% penunjukan sama dengan 4 mA, jika tidak, putar screw zero
- Beri
tekanan 25 % penunjukan sama dengan 8 mA
- Beri
tekanan 50 % penunjukan sama dengan 12 mA
- Beri
tekanan 75 % penunjukan sama dengan 16 mA
- Beri
tekanan 100 % penunjujkan sama dengan 20 mA, jika tidak lakukan putar screw
span
- Lakukan
berulang-ulang supaya mendapatkan hasil kalibrasi yang diinginkan.
2.2.4.2.3 Prosedur Kalibrasi
Flow Meter:
Kalibrasi pada Flow
Meter sebenarnya menggunakan alat sendiri, tapi karena harganya yang mahal
menyebabkan jarang menggunakan alat tersebut. Tapi kalibrasi pada flow meter
dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mengatur zero adjustmentnya.
Pengaturannya yaitu
dengan cara kita set zero adjustmentnya setelah kita coba tutup penuh manual
valve atau control valvenya, apabila hasilnya sesuai maka kalibrasi ini sudah
selesai, dan apabila hasilnya tidak sesuai maka harus mengeset ulang zero
adjustmentnya. Apabila masih tidak tidak sesuai maka flow meternya bermasalah.
Kalibrasi pada flow meter cukup dengan mengatur zero adjustementnya saja.
Selain itu kalibrasi pada flow meter juga bisa menggunakan BT200 maupun Hart.
2.2.4.2.4 Prosedur Kalibrasi
Pressure Gauge:
-
Nylon tube dipasang
paralel bercabang dengan pressure gauge standart dan pressure gauge yang akan
dikalibrasi
-
Regulator digunakan
untuk mengatur tekanan udara yang diinginkan
-
Beri tekanan pada
referensi dan lihat skala pada indikasi pressure gauge standart
-
Cek indikasi
pressure gauge yang akan dikalibrasi sebagai span
-
Bila tidak sama
lepas jarum indikasi dengan tang kombinasi, pasang jarum indikasi sesuai dengan
indikasi standart
-
Hilangkan tekanan
pada referensi sebagai zero, cek jarum indikasi harus nol. Bila tidak sama
lepas jarum indikasi sesuai dengan standart
- Jika belum sama, ulangi lagi hingga sama dengan
indikasi standartnya.
2.2.4.2.5 Prosedur Kalibrasi
Pressure Transmitter :
-
Sambungkan
peralatan transmitter dengan alat ukur yang seperti gambar terlampir (Bagan
pemasangan pressure transmitter)
-
Beri tekanan 0%,
penunjukan sama dengan 4 mA. Jika tidak putar screw zero
-
Beri tekanan 50 %,
penunjukan sama dengan 12 mA
-
Beri tekanan 75 %,
penunjukan sama dengan 16 mA
-
Beri tekanan 100 %,
penunjukan sama dengan 20 mA. Jika tidak putar screw span
- Lakukan berulang-ulang dari langkah 2 sampai langkah
6.
2.2.4.2.6 Kalibrasi Control Valve :
- Buka
positioner pada control valve yang akan dikalibrasi
- Konekkan
kabel dari kalibrator pada inputan control valve
- Kabel
merah pada terminal positioner plus dan kabel hitam pada terminal positioner
minus
- Setelah
terpasang semua, setting kalibrator 4mA maka valve dalam keadaan 0% dan jika
tidak tepat 0% putar
screw spannya hingga posisi 0%
- Setting
kalibrator 20 mA maka valve akan membuka penuh pada posisi 100 %. Jika
tidak sesuai, putar screw spannya hingga posisi 100 %.
2.2.5 Hasil Kerja
Hasil Kerja yang dicapai pada tugas Prakerin, yaitu mengetahui peralatan
instrument yang ada di PT. Ekamas Fortuna beserta sistem kerja alat-alat
instrumen tersebut. Mengetahui pekerjaan para teknisi unit instrument dan telah
mempelajarinya. Mengetahui rutinitas para pegawai atau teknisi PT. Ekamas
Fortuna, Mengetahui proses produksi kertas di PT. Ekamas Fortuna, serta
melakukan hal-hal yang termasuk tugas prakerin lainnya seperti ikut menjaga kebersihan
lingkungan kerja, menggerakkan program
yang ada, dll.
2.2.6 Agenda Praktikum
2.2.6.1 Kegiatan Pokok :
-
Ikut melaksanakan meeting setiap pagi untuk membahas
Instrument Problem Report dan laporan kerja teknisi pada hari sebelumnya.
-
Ikut membantu pekerjaan para teknisi dibidang
masing-masing (DCS & QCS, Field Instrument, Hidraulik & Pneumatik).
-
Collect data untuk penyusunan laporan akhir Prakerin
sekaligus menggali pengetahuan di bidang Industri khususnya di PT. Ekamas
Fortuna.
-
Mengamati proses produksi kertas di PT. Ekamas
Fortuna.
2.2.6.2 Kegiatan Lainnya :
-
Ikut menjaga lingkungan kerja yaitu dengan menjaga
kebersihan lingkungan kerja, bersih-bersih, membuang sampah pada tempatnya, dll.
-
Ikut menggalakkan program 6 R (Ringkas, Rasa Aman, Rajin, Rawat, Rapi, Resik) dan
6 S (Seiri, Safety, Shitsuke, Seiketsu, Seiton, Seiso) salah satunya
membantu mengecat ruang bengkel instrument.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Prakerin di PT. Ekamas
Fortuna telah dapat kami jalankan dengan sebaik – baiknya, berkat kerja sama peserta Prakerin
dan dukungan dari Pegawai PT. Ekamas Fortuna khususnya unit Instrumen. Selama
kami menjalankan Prakerin dari berbagai uraian di atas, dapat kami simpulkan
bahwa pelaksanaan Praktik Kerja Industri ( Prakerin ) banyak hal yang dapat
kami peroleh di samping pengalaman kami juga banyak belajar dari tugas – tugas
yang kami kerjakan menurut pengalaman yang kami dapatkan di sekolah, guna dalam
rangka Prakerin di PT. Ekamas Fortuna banyak ilmu dan pengalaman yang dapat
kami timba di dalamnya, serta tahu tugas – tugas di Perusahaan Kertas PT.
Ekamas Fotuna.
Demikian uraian tentang
pelaksanaan kegiatan Prakerin di PT. Ekamas Fortuna periode I tahun 2013, dalam
mengemban tugas kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk
melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab kami sebagai peserta Prakerin yang
sesuai dengan tujuan Prakerin pada umumnya.
Kami menyadari meskipun
kami berusaha sekuat tenaga dan pemikiran yang matang guna mencapai hasil yang
maksimal, namun karena berbagai hal atau faktor yang masih belum teratasi
secara keseluruhan, maka masih banyak masalah yang perlu di benahi di masa
mendatang.
Harapan kami sebagai
peserta Prakerin, kami dapat mengembangkan kemampuan yang telah kami dapatkan
dan menyempurnakan kekurangan
– kekurangan kami demi suksesnya tujuan Pendidikan Nasional di masa mendatang
dan sebagai bekal kami pribadi dalam menyongsong hari esok yang lebih cerah dan
bahagia.
Demikian yang dapat
kami sampaikan dan apabila ada hal – hal yang masih kurang berkenan dalam buku
laporan ini, kami sebagai peserta Prakerin masih banyak kekurangan – kekurangan yang perlu
penyempurnaan.
3.2
Saran
3.2.1.Saran
Untuk Perusahaan PT. Ekamas Fortuna
Kami sebagai peserta Prakerin
di PT. Ekamas Fortuna, pada kesempatan ini menyampaikan saran kepada PT. Ekamas
Fortuna. Saran kami, supaya perusahaan lebih mengutamakan peningkatkan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) bagi setiap pekerja dengan sebaik – baiknya, karena
kami masih melihat banyak pekerja tidak menggunakan pelindung diri saat
bekerja. Belum lagi dengan keadaan lingkungan yang sudah berubah seiring waktu
sehingga diperlukan perbaikan/penggantian sarana kerja yang tidak layak, untuk
alat-alat yang tidak lagi bekerja dengan optimal diperlukan maintenance maupun
kalibrasi secara terjadwal agar alat-alat tersebut bisa dioperasikan dengan
baik, dan juga senantiasa menjaga lingkungan kerja yang bersih agar tercipta
kenyamanan dalam bekerja. Kami juga menyampaikan banyak – banyak terima kasih
atas dukungan yang diberikan kepada kami sebagai peserta Prakerin, sehingga
kami dapat melaksanakan kegiatan Prakerin selama kurang lebih tiga bulan dengan
baik dan memperoleh banyak pengalaman dalam bidang Industri. Kami juga berharap
bahwa pola hubungan yang baik antara perusahaan umumnya dan para pekerja unit
instrument khususnya dengan peserta Prakerin selalu terjalin dengan baik.
3.2.2
Saran
Untuk Sekolah
Kami mengucapkan banyak –
banyak terima kasih kepada Sekolah Menengah Kejuruhan Muhammadiyah 1 Kepanjen,
karena dengan kegiatan Prakerin ini sangat membawa manfaat bagi kami. Kami juga
bersyukur dengan diadakannya Prakerin ini, karena kami dapat menimba atau
menggali potensi yang ada di PT. Ekamas Fortuna selama kurang lebih tiga bulan, dari mulai bulan Februari
sampai dengan April tahun 2013. Kami berharap pihak Sekolah melakukan
monitoring paling tidak satu bulan sekali untuk melihat perkembangan dan
keadaan siswa Prakerin di perusahaan. Dan selalu menjaga hubungan kerja sama
dengan perusahaan, khususnya PT. Ekamas Fortuna. Atas dukungan yang penuh dari
Sekolah menjadikan kami dapat melaksanakan Prakerin berdasarkan UU No. 2 Tahun
1986, Surat
keputusan Mendiknas No. 0211/V/1982 dan Kurikulum 2003/2004.
TAMAT !!
Selamat siang. Tulisan yang bagus. Di Ekamas Steam nya priduksi sendiri ata beli dari luar ya pak ?
BalasHapusTerima kasih
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium