Selasa, 01 Desember 2015

Cerita Prakerin di PT. Ekamas Fortuna PART 3



2.2.1.5.3 Consistency Transmitter
 
Consistency Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu fluida atau aliran buburan kertas.
2.2.1.5.3.1 Tipe-tipe Consistency transmitter:
1.      Rotary transmitter (bentuk menyerupai baling-baling). Sistem kerja: pada Rotary transmitter terdapat motor yang digunakan sebagai pengggerak baling-baling/rotarinya, yang berfungsi sebagai perbandingan nilai pada sensor. Motor menggerakkan baling-baling secara berlawanan dengan arah dari aliran bubur kertas. Semakin kental bubur kertas maka perputaran baling-baling akan semakin lambat dan sebaliknya. Jadi semakin tinggi nilai konsistensi atau kental bubur kertsa maka outputnya semakin besar dikarenakan output pada konsistensi berbanding lurus dengan kekentalan bubur.
2.      Blade Statis (bentuk menyerupai sirip). Sistem kerja : Pengukuran seberapa besar gaya yang dibutuhkan untuk memotong buburan serat. Semakin kental buburan kertas maka gaya yang dibutuhkan untuk memotong buburan kertas semakin besar. Blade dipasang vertikal dalam pipa proses agar dapat membelah buburan serat. Blade bergerak maju mundur yang akan menghalangi sensor optik sehingga sensor keadaan off. Rata-rata waktu pada sensor keadaan sensor off inilah yang akan dihitung dan diconvert menjadi output sebesar 4-20 mA.
3.      Optical Blade (bentuk menyerupai sirip, pisau, ataupun baling-baling. Optiknya/sensornya sudah terpasang langsung pada bladenya). Sistem kerja : cara kerja sama seperti consistency transmitter biasanya, namun Optik pada bladenya akan membaca frekuensi dari fibrasi / getaran pada bladenya yang ditimbulkan dari fluida/buburan yang lewat.
2.2.1.5.4 Pressure Gauge
Pressure adalah tekanan yang berupa air, udara, buburan kertas, dsb. Pressure tidak dapat diketahui secara pasti dengan menggunakan indra manusia. oleh karena itu diperlukan alat yang mengukur pressure atau tekanan tersebut.
Pressure Gauge adalah alat untuk mengukur besarnya tekanan yang mengalir dalam suatu pipa proses. Pada Pressure Gauge juga terdapat membran yang hampir sama dengan membran pada level transmitter dan pressure transmitter, tapi pada pressura gauge nilai dari tekanan pada membran langsung dirubah kebentuk nilai analog. Pada pressure gauge nilai dari hasil pengukurannya tidak dirubah ke bentuk nilai mA, melainkan langsung ditampilkan pada jarum penunjuk yang terpasang pada pressure gaugenya.
2.2.1.5.4.1 Bagian- bagian Pressure Gauge:
Pada Pressure Gauge terdiri dari 2 bagian:
1.      Membran : alat pembaca tekaanan yang mengalir dalam suatu pipa proses.
2.      Jarum penunjuk : penunjuk hasil yang diberikan oleh membran.

2.2.1.5.4.2 Sistem kerja Pressure Gauge :
Sistem kerja pressure gauge adalah apabila membran yang dipasang pada pipa proses terkena tekanan dari media yang berupa air, udara, buburan kertas, steam, dsb maka pada membran tersebut akan mengalirkan signal analog yang kemudian menggerakkan coil yang terdapat pada jarum penunjuknya sehingga pada jarumnya akan membaca besarnya tekanan yang dibaca pada membran.   
2.2.1.5.5 Pressure Transmitter

Pressure Transmitter merupakan alat untuk mengukur tekanan aliran (fluida).
2.2.1.5.5.1 Bagian-bagian Pressure Transmitter:
Pada pressure transmitter terdiri dari 2 bagian :
1.      Membran : pembaca tekanan yang ada pada pipa proses dan sebagai pemberi signal ke pengontrol dari pembacaan tekanan yang ada.
2.      Pengontrol (Converter) : Pengolah signal dari membrannya. Signal dirubah ke bentuk Ampere (mA) sebesar 4-20 mA, yang kemudian dikirim ke DCS.
2.2.1.5.5.2 Sistem Kerja Pressure Transmitter:
Apabila pada pressure transmitter diberi tegangan DC sebesar 24V dan ada aliran yang berupa air, udara, maupun buburan kertas yang mengalir dalam pipa proses dan mengenai membran yang ada pada pressure transmitter, maka dari membrannya tadi akan memberikan signal antara 4-20mA ke DCS maupun ke PLC.
 
2.2.1.5.6 CONTROL VALVE
 
Control valve adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran fluida yang mengalir melewatinya. Control valve ini biasanya dipasang diantara pipa-pipa yang saling berkesinambungan. Fungsi dari control valve adalah untuk mengatur besar kecilnya fluida yang mengalir.
2.2.1.5.6.1 Cara kerja Control Valve:
Pada control valve terdapat suatu bagian yang bernama positioner. Di bagian ini sinyal di terima dari DCS/ PLC untuk dilanjutkan ke aktuatornya, kemudian dari aktuator akan mengontrol pembukaan atau penutupan valvenya. Pembukaan valvenya berkisar antara 0-100% dan menggunakan arus sebesar 4-20 mA. Aktuator control valve digerakkan menggunakan tenaga angin atau pneumatic.
2.2.1.5.6.2 Bagian-bagian Control Valve:
1.      Positioner : Bagian yang berfungsi mengatur posisi membuka atau menutupnya control valve. Di dalam positioner terdapat coil yang berfungsi sebagai alat penggerak aktuator, Ada rangkaian elektronik sebagai I/O arusnya, Ada sebuah filter yang sangat kecil. Disinilah biasanya terjadi trouble karena kotor, Dan ada jarum untuk menunjukkan indikator membuka dan menutupnya valve.
2.      Aktuator : Bagian yang berfungsi untuk penggerak valve, ada dalam alat ini terdapat piston yang digerakkan oleh tenaga angin atau pneumatic.
3.      Valve : Bagian yang berfungsi untuk katup pembuka atau penutup. Membukanya valve dapat secara penuh atau sebagian tergantung sinyal yang diterima dari positioner.
2.2.1.6 HIDRAULIC
 

Hidraulic adalah suatu alat penggerak yang bekerja memanfaatkan oli bertekanan yang diberikan oleh oil pump. Tekanan yang dibutuhkan pada alat ini khususnya di PT. Ekamas Fortuna adalah 0-300 bar.
2.2.1.6.1 Sistem kerja hidraulic:
Dari oil pump, oli dipompa oleh motor yang menggunakan double gear sehingga oli menjadi bertekanan. Oli yang memiliki tekanan ini masuk ke kontrol elemen yang berfungsi untuk mengontrol oli yang akan masuk ke actuator. Setelah dari control elemen oli masuk ke aktuator (bisa berupa cylinder atau motor). Dan disinilah terjadi sirkulasi yang terus menerus yaitu oli yang sudah terpakai akan kembali digunakan untuk proses selanjutnya.
2.2.1.6.2 Kelebihan Hidraulic:
1.      Transmisi gaya dan daya yang dihasilkan besar.
2.      Bebas perawatan.
3.      Pengiperasian sangat mudah.
4.      Pengontrolan secara otomatis sesuai dengan urutan kerja.
5.      Pengaturan komponen dapat diletakkan secara independen satu sama lain.
6.      Konversi yang sederhana dari gerakan putaran penggerak menjadi gerak linier.
7.      Pemonitoran dan pemeriksaan yang sederhana.
8.      Minyak hidrolik selain sebagai transmisi gaya juga sebagai pelumas.
9.      Getaran yang timbul relatif kecil.
2.2.1.6.3 Kelemahan Hidraulic :
1.      Kebocoran
2.      Perubahan viskositas
3.      Sistem rangkaian tidak sederhana
4.      Kadang-kadang kecepatan kerja berubah
 

2.2.1.7 PNEUMATIK
 
Pneumatik adalah ilmu yang berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang berkaitan dengan udara. Perangkat pneumatik bekerja dengan memanfaatkan udara yang diberikan oleh compressor (pembangkit udara bertekanan). Tekanan yang dibutuhkan pada alat pengontrol pneumatik seperti silinder, katup serta peralatan yang lain adalah 6 bar. Untuk memelihara keawetan peralatan udara harus kering dan bersih untuik mencegah adanya korosi pada peralatan pneumatik tersebut.


2.2.1.7.1 Cara Kerja Pneumatic:
Perangkat pneumatik bekerja dengan memanfaatkan udara yang dimampatkan (compressed air). Dalam hal ini udara yang dimampatkan akan didistribusikan melalui sistem yang ada sehingga kapasitas sistem terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan udara yang dimampatkan diperlukan compressor (pembangkit udara bertekanan). Debit yang diukur adalah m³/menit.
2.2.1.7.2 Bagian-bagian pneumatik :
1.      Katup atau Valve : terdiri dari katup pengarah, katup searah, katup pengatur aliran udara, katup pengatur tekanan, Combinational valve.
2.      Aktuator dan output : bagian terakhir dari output suatu sistem kontrol pneumatic. Output biasanya digunakan untuk mengidentifikasi suatu sistem control ataupun aktuator.
3.      Indikator : Secara visual bisa mewakili status dari sistem pneumatik dan membantu diagnosa.

2.2.1.7.3 Kelebihan Pneumatik:
1.      Peralatan tidak mudah kotor karena menggunakan tekanan udara
2.      Pengoperasian mudah
3.      Perawatan mudah
4.      Sumber tekanannya mudah didapatkan

2.2.1.7.4 Kelemahan pneumatik
1.      Tekanan yang dihasilkan tidak terlalu besar
2.      Tekanan yang dihasilkan berubah-ubah atau tidak stabil
3.      Angin dari sisa yang dikeluarkan membut bising.






2.2.2   Persiapan Kerja
Sebelum melaksanakan kegiatan Prakerin selama 3 bulan yakni mulai sebelum pemberangkatan tanggal 4 Februari 2013 – 26 April 2013 mendapatkan bimbingan dari pihak PT. Ekamas Fotuna tentang apa saja yang harus dilakukan siswa prakerin di perusahaan. Adapun tugas yang diberikan meliputi Tugas Pokok dan Tugas lain yang dijabarkan pada Agenda Praktikum.
Dalam keseharian, PT. Ekamas Fortuna khususnya unit Instrumen melaksanakan meeting untuk membahas laporan kerja yang dilaksanakan pada hari sebelumnya dan membahas Instrument Problem Report yaitu masalah-masalah yang harus diselesaikan pada hari itu. Meeting harian yang diselenggarakan setiap pagi itu, bertujuan untuk mempererat komunikasi antar atasan dengan bawahan juga untuk upaya pendiskusian setiap problem yang dihadapi bersama-sama agar masalah bisa terselasaikan dengan baik dan lancar.

 

2.2.3    Proses Kerja
2.2.3.1 Mesin Produksi
PT . Ekamas Fortuna menjalankan dua unit mesin dalam pembuatan kertas, yaitu Unit Paper Machine 1 (PM1) dan Unit Paper Machine 2 (PM2). Unit Paper Machine 1 memproduksi jenis kertas karton tebal yaitu Core Board dan Chip Board, sedangkan Unit Paper Machine 2 memproduksi jenis kertas karton tipis dan medium.
2.2.3.2 Bahan Utama:
2.2.3.2.1 NUKP (Needle Unbleached Kraft Pulp)
Bahan yang dipakai adalah kayu pinus yang telah diolah sehingga kandungan bahan yang paling banyak adalah selulosa. Bahan baku yang mengandung selulosa dibedakan menjadi dua, yaitu bahan baku kayu dan bahan baku bukan kayu.
Contoh bahan baku kayu adalah jenis kayu yang berdaun jarum dan tanaman berdaun lebar yang biasanya banyak terdapat di daerah tropis  dan sub tropis. Sedangkan bahan baku bukan kayu contohnya bagasse yang merupakan hasil sisa pengolahan atau ekstrasi tebu di pabrik gula.
Untuk membentuk pulp, NUKP harus dicampur dengan air. Selulosa membentuk ikatan hydrogen dengan gugus-gugus –OH selulosa dan juga membentuk ikatan hydrogen dengan air. Hal ini disebabkan karena molekul tunggal atau kelompok air dapat terikat dengan permukaan-permukaan selulosa. Penyerapan air tergantung pada jumlah gugus-gugus –OH selulosa yang tidak terikat satu sama lainnya. Untuk proses pembentukan ikatan antara serat selulosa, maka air harus dihilangkan dengan pengeringan.
Proses pengeringan dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama adalah pemecahan ikatan –H antara molekul-molekul air, yang merupakan ikatan energi yang paling rendah dalam sistem selulosa-air. Sebagian air dilepas dan permukaan selulosa mendekat satu sama lain. Proses ini berlanjut hingga hanya tertinggal lapisan air nonmolekul antara dua permukaan selulosa.
Kemudian ikatan –H antara OH-air dan OH-selulosa terbelah dan terbentuk ikatan hydrogen antara permukaan-permukaan selulosa. Banyaknya ikatan hydrogen inilah yang menentukan kekuatan kertas.
2.2.3.2.2        Kertas Bekas
Kertas dapat dibuat dari kertas bekas. Bahan baku utama yang digunakan PT. Ekamas Fortuna adalah kertas bekas yang dibagi menjadi dua jenis yaitu kertas lokal dan kertas impor. Kertas lokal mempunyai serat yang lebih pendek serta tensile dan tearing yang rendah. Sedangkan kertas impor memiliki serat yang lebih panjang dan lebih tipis serta memiliki tensile dan tearing yang lebih kuat.
Klasifikasi kertas yang digunakan :
1.      A7 atau Amerika OCC adalah kertas bekas yang berasal dari Amerika terbuat dari pohon pinus yang yang mempunyai serat panjang dan kebanyakan belum pernah mengalami proses daur ulang.
2.      A5 atau Singapore OCC adalah kertas bekas yang berasal dari Singapura yang harganya lebih murah dari kertas A7 dan mempunyai serat panjang yang cukup banyak akan tetapi biasanya sudah pernah mengalami proses daur ulang.
3.      A2 atau Local OCC adalah kertas lokal yang berasal dari Indonesia dan biasanya mengandung sangat sedikit serat panjang karena sudah sering mengalami proses daur ulang.
4.      Local Mixed Waste adalah campuran kertas-kertas Bekas.
5.      Sludge atau lumpur adalh sisa-sisa reject yang berasal dari proses produksi.
6.      Broke adalah bahan baku dari potongan kertas dari rewinder dan sisa-sisa finishing yang dibagi menjadi: (a) Broke basah yang berasal dari center roll atau yang  berada pada bagian Press Part dan ditampung dalam Press Pit, (b) Broke kering yang berasal dari potongan yang keluar dari Paper Machine, Rewinder, Callendar Pit yang dikirim ke Stock Preparation.
2.2.3.3 Bahan Pembantu:
Selain bahan baku juga digunakan bahan pembantu. Bahan pembantu adalah bahan yang dibutuhkan dalam suatu proses pembuatan kertas agar diperoleh kualitas kertas yang sesuai dengan yang diinginkan. Bahan pembantu yang digunakan meliputi air dan bahan kimia.
2.2.3.3.1 Air
Kertas dibuat dari pulp. Untuk membuat pulp digunakan bahan utama berupa serat dan  media yang dipakai adalah air. Keras yang mengandung pulp disebut wood-container paper. Jenis pulp yang dipakai dalam pembuatan kertas mempengaruhi kualitas kertas. Pulp dapat dibuat secara kimiawi, mekanik atau keduanya, yang pada prinsipnya pembuatan pulp adalah pengolahan kayu menjadi serat-serat halus dan  menghilangkan lignin atau komponen nonserat lainnya. Hampir semua tumbuhan yang mengandung selulosa dapat digunakan sebagai bahan baku kertas. Selulosa adalah serat-serat yang terdapat pada jaringan dinding sel tumbuhan terutama pada batang yang berupa karbohidrat.
Air yang digunakan dalam proses pembuatan bubur pulp pada PT. Ekamas Fortuna ini terbagi manjadi dua macam yaitu White Water dan Fresh Water. Yang disebut white water adalah air sisa proses, sedangkan fresh water adalah air yang diperoleh dari unit pengolahan (water treatment). White water diperoleh dari hasil perasan kertas pulp yang diproses. Dan air sisa produksi atau air buangannya dialirkan pada Waste Water Treatment sebagai limbah.
2.2.3.3.2 Alumunium Sulfat Al2(SO4)³
Alumunium sulfat digunakan untuk membantu proses koagulasi, pengendapan bersifat kationik (+) sehingga akan mengikat rosin (internal sizing) dan fiber. Bersama rosin sebagai internal sizing yang berfungsi untuk menurunkan nilai cobb size atau daya serap ketas terhadap air dan juga untuk menurunkan nilai Ph dalam sistem sehingga bersifat asam dalam sistem. Sebagai adjustment Ph yaitu cenderung untuk menurunkan Ph atau juga berfungsi untuk menurunkan anionic trust pada larutan bubur. Alumunium sulfat ini efektif bila diinjeksikan pada Chest Machine.
2.2.3.3.3 Rosin (Neuphor, Hygum)
Berupa getah karet yang bersifat asam. Di dalam sistem efektif bekerja pada Ph di bawah 7, neuphor nantara 4-5 dan hygum antara 4-6. Neuphor efektif ditambahkan pada stock chest. Bersifat atau berfungsi sebagai internal sizing bersama alum dalam sheet. Sehingga menurunkan nilai cobb size (daya serap kertas terhadap air). Efektif dimasukkan pada input PVSL screen. Bersifat anionic yang terikat pada alum bersama fiber. Neuphor atau hygum juga mampu mempercepat dehidrasi dan menurunkan SS (Suspended Solid) water sistem. memperbaiki formasi kertas. Juga bersifat untuk menurunkan anionic trush pada larutan bubur.
2.2.3.3.4 Retention
Merupakan polimer organic yang bersifat kationik. Secara umum retention berfungsi untuk:
1.      Meningkatkan drainage speed, First Pass Retention (FPR) atau presentase bubur fine yang terikat pada sheet kertas.
2.      Sangat efektif untuk meningkatkan speed mesin, mengurangi kandungan muatan (-) pada sheet dan juga mencegah terjadinya stichis pada dryer.
Juga efektif ditambahkan pada additional point pada stage after screen. Retention dengan high charge akan menetralisir partikel yang bermuatan negative (anionic) sehingga tidak akan mengganggu system, sedangkan retention dengan low charge akan membentuk jembatan yang akan mengikat partikel negative dan retention high charge yang satu dengan yang lainnya.
2.2.3.3.5 Wet strength
Bersifat kationik, dalam sistem akan berfungsi untuk meningkatkan ikatan antara fiber dengan fiber yang lainnya, sehingga dapat meningkatkan strength kertas. Mencegah perubahan moisture atau pengaruh humidity ruang kertas di saat penyimpanan. Sehingga kualitas kertas cenderung tidak berubah. Efektif bila diinjeksikan pada Chest Machine, sesudah fan pump untuk meningkatkan retention dan sizing.
2.2.3.3.6 Dry strength
Merupakan bahan yang mengadung polymer polyacryl  amide sejenis latek (perekat). Berfungsi meningkatkan kekerasan atau strength kertas, misalnya ring crush dan bursting factor (daya retak kertas). Hopelon sangat efektif dengan alum dan rosin dapat menimbulkan gelling. Juga untuk meningkatkan bonding antara fiber, mempercepat dehidrasi sehingga meningkatkan retention fine, filler, strength. Dapat juga untuk meurunkan BOD dan COD. Menurunkan anionic trust dan mengikat fine. Efektif untuk mengurangi stichis dryer.
2.2.3.3.7 Defoamer
Jenis oil base (di dalam material terdapat kandungan minyak) wax contains. Jenis water base (di dalam material tidak mengandung oil wax).



2.2.3.3.7.1 Secara umum kandungan defoamer adalah:
1.      Hydrocarbon (polymer)
2.      Surfactant
3.      Additive
2.2.3.3.7.2 Sifat dan fungsinya:
1.      Mudah larut dalam air
2.      Berat jenisnya kurang lebih sama dengan air
2.2.3.3.7.3 Berfungsi sebagai antifoam:
1.      Memecah foam sehingga tidak sempat terakumulasi.
2.      Bereaksi dengan residual foam dan membentuk foam kecil dan selanjutnya mudah larut dalam air.
3.      Beberapa jenis defoamer biasanya tidak tahan terhadap temperature larutan bubur terutama pada temperature di atas 45° C.
2.2.3.4 Uraian Proses Produksi
Proses pembuatan kertas di PT Ekamas Fortuna meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:
-          Stock Preparation
-          Paper Machine
2.2.3.4.1 Stock Preparation
Tujuan Stock preparation adalah memproses recycled paper atau virgin pulp (NUKP), recycled pulp (wet and dry broke) dan non fiber elements (chemical and mineral additive), secara homogen, kontinyu dan konsisten untuk kebutuhan paper machine. Dan juga sebagai bagian awal proses produksi bahan baku menjadi pulp (buburan kertas) yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi kertas pada bagian Paper Machine. Stock Preparation juga menentukan kualitas karena pada bagian ini mengatur consistency atau kadar pulp dan mengatur freeness atau derajat giling pulp.
2.2.3.4.1.1 Pulping
Merupakan proses penguraian atau pendispersian bahan baku recycled paper dengan air untuk dijadikan serat-serat yang individu yang kemudian digunakan dalam proses pembuatan kertas yang disebut dengan stock (buburan). Pada awalnya bahan baku diangkut dari tempat penyimpanan dengan menggunakan forklift menuju belt conveyor. Belt conveyor memiliki kemiringan ± 30°, bahan baku akan terangkut menuju ke pulper untuk diuraikan menjadi serat-serat individu dan menghomogenkannya. Pada pulper ini bahan baku dihancurkan dengan propeller yang berputar dengan penambahan air yang berasal dari waste water (konsistensi 5%). Untuk menghilangkan material yang tidak diinginkan seperti potongan plastic atau kertas yang tidak hancur, kawat dan bahan lainnya yang dapat menyumbat saluran pulper, digunakan ragger berdiameter 10-15 cm yang dicelupkan dalam pulper. Ragger digunakan untuk mamancing material yang tidak diinginkan agar tersangkut atau terbelit pada tambang dan kemudian tambang ditarik secara mekanis dengan menggunakan  mesin ragger dan dibuang otomatis menggunakan timer.
2.2.3.4.1.2  Cleaning
Pulp yang dihasilkan dari bagian pulper dialirkan melalui pipa menuju sebuah chest. Dari chest ini, pulp dialirkan ke dalam HDC (High Density Cleaner). HDC merupakan separator yang kerjanya memisahkan suatu benda atau zat berdasarkan massa jenisnya. Pada HDC dipisahkan antara stock (buburan) dengan kotoran yang ada didalamnya seperti kerikil, steples, dan kotoran lain yang massa jenisnya lebih tinggi. Tapi tidak semua kotoran dapat dipisahkan pada bagian ini karena ada kotoran yang memiliki massa jenis lebih rendah yang terbawa bersama stock. Kotoran-kotoran ini akan dipisahkan pada bagian lain. HDC bekerja dengan menggunakan gaya tangensial dan gaya sentrifugal, dimana gaya ini dibentuk oleh masuknya stock yang mengikuti dinding cleaner yang dibantu oleh pressure dan juga oleh putaran dari rotor yang terdapat pada bagian atas cleaner. Partikel yang mempunyai densitas tinggi akan terlempar ke dinding dan turun ke bawah, keluar sebagai reject. Sedangkan stock yang berdensitas rendah akan berada di tengah pusaran dan akan didorong ke atas oleh counter pressure dan keluar sebagai bubur bersih yang kemudian dialirkan menuju chest lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja cleaner:
1.      Kondisi dari bubur, apakah banyak mengandung impurities atau tidak. Jika banyak mengandung impurities tentu reject banyak yang dikeluarkan.
2.      Consistency bubur atau stock (3,5 - 4,5%). Makin tinggi consistency makin sulit untuk memisahkan antara bubur dengan kotoran karena larutan pekat dan sebaliknya makin rendah consistency maka makin mudah untuk memisahkan bubur dan kotoran.
3.      Perbedaan tekanan inlet dan outlet. HDC dapat bekerja dengan baik jika DP bernilai 0,5 bar-1 bar.
2.2.3.4.1.3 Screening
Screening berfungsi untuk memisahkan buburan dengan kotoran berdasarkan ukurannya. Kotoran yang dibuang misalnya serat kasar, plastic dan bahan lain yang tidak dikehendaki. Dari bagian sock chest, stock dimasukkan ke dalam sebuah turbo separator yang fungsinya untuk memisahkan stock berkualitas baik dengan stock berkualitas rendah. Stock  berkualitas rendah adalah stock yang masih mengandung plastic atau stock yang menggumpal. Stock ini dibedakan atas dua macam yaitu stock yang agak kasar (reject 1) dimasukkan ke centrifugal cleaner dan stock yang kedua yaitu stock kasar (reject 2) yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah flowbox. Di centrifugal cleaner, stock dan kotoran dipisahkan secara sentrifugal dengan mengalirkan stock ke flowbox, sedangkan kotorannya dibuang. Dari flowbox, stock dialirkan menuju sebuah hydraflaker untuk memecahkan bagian yang menggumpal atau memperkecil ukuran dari kotoran dan kemudian masuk ke sebuah chest. Dari chest tersebut stock dipompa ke FN screen, dimana dari FN screen ini adalah untuk memisahkan kotoran berdasarkan ukurannya. Stock yang baik dari FN screen dialirkan ke stock chest lainnya untuk selanjutnya stock dipompa ke combi sorter. Fungsi dari combi sorter adalah menyaring kotoran sehingga stock yang dihasilkan lebih bersih.
2.2.3.4.1.4 Thickening
Merupakan proses pengentalan bubur yang melalui proses  pengenceran dan cleaning. Dari sebuah chest, stock dialirkan LDC (Low Density Cleaner) atau disebut juga Three Stage Cleaners yang dipasang secara seri. Stock yang dimasukkan ke dalam Three Stage Cleaners mula-mula masuk ke first stage cleaner. Hasil  yang jelek dari first stage cleaner masuk ke first stage cleaner reject pit yang kemudian dipompa ke second stage cleaner dan hasil yang baik dari stage ini akan dimasukkan kembali ke first stage cleaner.
2.2.3.4.1.5 Fractionating
Merupakan proses fraksionasi serat yaitu pemisahan antara serat panjang dan serat pendek. Serat panjang masuk ke sebuah chest (chest 1), sedangkan serat pendek masuk ke Decker Machine selanjutnya masuk ke chest lainnya (chest 2).
2.2.4.1.6 Refining
Merupakan proses penggilingan buburan kertas untuk mengatur derajat giling (freeness) yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Proses refining dapat menggunakan DDR (Double Disc Refiner) atau Conflo Refiner.
Efek penting refining pada properties kertas:
-          Menaikkan kekuatan ikatan internal fiber, bursting sdtrength, formasi, tensile strength, bulk, moisture content.
-          Menurunkan tearing, caliper, opacity, porocity. Stock dari sebuah chest dipompa ke DDR. Dari DDR kemudian stock masuk ke chest lainnya. 
2.2.3.4.2 Paper Machine
Proses paper machine dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu:
-          Wet End Operation
-          Dry End Operation
-          Finishing Operation


2.2.3.4.2.1       Approach system
Tujuan dari approach system adalah menstransfer stock (furnish) dari Stock Preparation ke Paper M/C dengan furnish yang homogen dan bebas kontaminan untuk menghasilkan kualitas kertas yang baik.
2.2.3.4.2.1.1    Machine Chest
Berfungsi untuk menampung furnish dari mixing chest untuk ditransfer ke flowbox. Variable yang harus dikontrol adalah level, agar level pada flowbox stabil dan consistency, dijaga dengan Consistency Regulator Control.
2.2.3.4.2.1.2    Flowbox
Berfungsi untuk manjaga kestabilan head agar consistency furnish yang ditransfer ke fanpump stabil. Variable yang harus dikontrol adalah head (level) dengan level yang stabil maka consistency furnish yang disuplai ke fan pump melewati BW Valve akan stabil.
2.2.3.4.2.1.3    Fan pump
Selain mengalirkan furnish dari flowbox ke PVSL Screen juga untuk membuat furnish agar terjaga homogenitasnya sehingga consistency furnish stabil. Variable yang harus dikontrol adalah flow outlet fan pump untuk menjaga kestabilan consistency furnish.
2.2.3.4.2.1.4    PVSL Screen
Pada PVSL Screen terjadi pemisahan antara buburan halus dan buburan kasar dengan cara menekan sehingga buburan yang keluar lebih halus. Buburan kasar akan dialirkan dari PVSL Screen ke Reject Pit dan dikembalikan ke Reject Chest pada bagian Stock Preparation. Dari Reject Chest tersebut, buburan akan dipompa ke Chest lain.
Selain itu fungsi dari PVSL Screen adalah membuang gelembung udara sebelum bubur ditransfer ke headbox dan menghilangkan kontaminan pada furnish yang akan ditransfer menuju headbox. Variable yang harus dikontrol adalah perbedaan tekanan antara inlet dan outlet.
2.2.3.4.2.2       Wet End Operations
Tujuan dari wet end operations adalah membuang air dari bubur melalui proses vacuum dan press dan untuk membentuk lembaran kertas.
2.2.3.4.2.2.1    Former system
Former merupakan proses pembentukan lembaran kertas basah (web) pada mesin former. Pada former, formasi dan uniformitas kertas sangat dijaga dan diperhatikan untuk mendapatkan hasil kertas yang bagus dan sesuai dengan permintaan konsumen. Lapisan kertas yang terbentuk masih basah dan biasanya disebut web.
Pada proses yang berjalan di PM #1, di antara Cylinder Former no.2 sampai 7 disemprotkan starch untuk melekatkan lapisan kertas yang terbentuk pada tiap Cylinder Former dan untuk memperkuat ikatan serat stock. Proses pembentukan kertas terjadi pada bagian Cylinder  Former. Pada bagian selimut tabung atau wire terdapat screen dengan ukuran 50 mesh yang berfungsi untuk menyaring sebagian air yang terdapat dalam stock yang lolos akibat perasan dari Couchroll yang berada tepat diatas Cylinder Former. Diantara Cylinder Former terdapat felt yaitu semacam karpet yang berfungsi sebagai tempat melekatnya web. Oleh karena itu felt tidak boleh kotor karena dapat mempengaruhi kualitas kertas yang diproduksi sehingga setelah web melekat pada felt, Former Cylinder dibersihkan dengan air yang disemprotkan dengan  tekanan 20 bar. Kemudian air hasil perasan akan turun ke bawah masuk ke Former Pit, begitu juga stock yang tidak menempel pada felt juga akan dimasukkan ke dalam former pit. Di former pit overflownya dikembalikan ke Incline Screen untuk diolah kembali dan dimasukkan ke Screen Reject Chest.
Web yang telah terbentuk oleh Former Cylinder akan ditekan dengan menggunakan Roll Drum Press (bagian atas) dan Suction Drum Press (bagian bawah) supaya formasi serat dan tebalnya seragam. Pada Suction Drum Press terdapat dua alat penghisap yaitu low vacuum dan high vacuum. Dimana low vacuum berfungsi agar web tidak jatuh ke bawah sedangkan high vacuum berfungsi untuk menghisap air hasil dari proses pengepresan dua roll. Selanjutnya web menuju ke bagian press part.
2.2.3.4.2.2.2    Press Sistem
Press part merupakan proses pengepresan kertas basah (web) untuk mengurangi kandungan air atau mengeringkan web melalui press roll, disamping juga untuk meratakan tebal dan formasi kertas. Penekanan tetap menggunakan sistem yang sama yaitu dengan 2 buah press roll yang saling berhimpit yang dioperasikan pada tekanan tertentu, serta dilengkapi dengan doctor blade yaitu suatu alas pembersih roll yang berfungsi untuk membersihkan serat-serat yang melekat.
Pada Suction Press terdapat dua alat penghisap yaitu low vacuum dan high vacuum. Dimana low vacuum berfungsi agar web tidak jatuh ke bawah sedangkan high vacuum berfungsi untuk menghisap air dari proses pengepresan dua roll.
2.2.3.4.2.3       Dry End Operations
Operasi-operasi yang berguna untuk mengeringkan lembaran (sheet), menghaluskan dan menggulungnya menjadi reel besar (jumbo reel).
2.2.3.4.2.3.1    Dryer Part
Dryer part merupakan proses pengeringan kertas basah untuk mengatur moisture content kertas atau kadar air yang dikehendaki dengan menggunakan steam (uap panas). Pada proses drying di PM#1, kertas dikeringkan dengan menggunakan 44 buah cyilinder. Kertas akan dikeringkan pada bagian atas (top) dan bagian bawah (bottom). Cylinder ganjil mengeringkan bagian atas (top) dan letaknya di bawah, sedangkan cylinder genap mengeringkan bagian bawah (bottom) dan letaknya di atas.
Pada drying part tidak digunakan felt lagi melainkan canvas karena felt akan rusak bila terkena steam. Pada drying part pemanasan dilakukan dengan cascade sistem yaitu suhu semakin meningkat bersamaan dengan besarnya nomor cylinder dryer. Suhu pada cylinder dryer pertama yaitu antara 70-85ºC dan suhu pada dryer ke 44 adalah 140ºC. Suhu di group pertama tidak boleh terlalu panas karena kertas dapat menempel di cylinder former. Pengeringan di dryer harus memperhatikan suhu karena dapat mempengaruhi ply bond. Jika suhu terlalu panas maka akan menyebabkan nilai ply bond turun. Di dryer penyusutan di bagian pinggir lebih banyak dibandingkan dengan yang ditengah sehingga gramatur di bagian pinggir cenderung lebih besar.
Drying Part terdiri dari lima group dengan perincian yaitu:
1. Grup 1 dari Cylinder dryer no 1-4
2. Grup 2 dari Cylinder dryer no 5-12
3. Grup 3 dari Cylinder dryer no 13-28
4. Grup 4 dari Cylinder dryer no 29-43 (ganjil)
5. Grup 4 dari Cylinder dryer no 30-44 (genap)
Setiap saat kertas di dryer berada dalam kondisi open draw. Open Draw berarti kertas berjalan tanpa ada canvas yang melapisi. Oleh karena itu, setiap ada perubahan di Stock Preparation misalnya blending material, proses refining ataupun perubahan di paper machine misalnya di former maupun di press, maka tension atau gaya tarik kertas juga akan berubah.
Oleh karena itu jika kertas terlalu kendor maka tension kertas perlu dikurangi agar tidak terjadi sheet break. Dryer juga dilengkapi guide roll yang berfungsi untuk menjaga agar canvas tidak lari ke TS atau DS. Di dalam cylinder dryer dilengkapi dengan sypon yang berfungsi untuk mengambil air hasil kondensasi dryer yang kemudian dibuang ke separator.
2.2.3.4.2.3.2    Callender
Setelah selesai dikeringkan, kertas dibawa menuju ke bagian callendering yaitu proses pengaturan ketebalan atau kehalusan sesuai dengan ketebalan atau kehalusan yang di kehendaki. Kertas akan dilewatkan pada callender roll yang berfungsi untuk mengaluskan permukaan kertas dan meratakan kertas. Kemudian kertas akan masuk ke bagian reeling. Diantara callender roll dan reel terdapat scanner yang berfungsi untuk menegtahui kualitas kertas baik basis weight, caliper, maupun moisture content.
2.2.3.4.2.3.3    Reel
Tahap reeling merupakan proses penggulungan lembaran kertas yang sudah jadi setelah melalui tahapan proses callendering. Kertas di gulung pada mesin reel, setelah tebal gulungan kertas mencapai ukuran tertentu kertas dipotong. Kertas tersebut dipotong dengan cara menyelipkan paper bond pada gulungan kertas yang akan di potong. Sehingga menempel pada gulungan kertas dan kemudian ditarik secara cepat oleh sebuah mesin. Setelah itu dilakukan penggulungan kertas berikutnya. Dimana penggulungan kertas untuk saat pertama perlu dipancing agar kertas bisa menggulung pada reel. Pemancingan dilakukan dengan menyelipkan kertas yang di potong tidak beraturan maka dirapikan dulu secara manual oleh para operator. Ketika pemotongan dilakukan, reel gulungan kertas yang sudah disiapkan untuk digulung berikutnya turun secara otomatis dan penggulungan berikutnya dimulai. Sedangkan reel yang lama diturunkan dan diangkut ke bagian selanjutnya.
2.2.3.4.2.4       Finishing operations
Rewinding merupakan proses penggulungan kertas yang turun dari mesin reel untuk dipotong dan dirapikan menjadi bentuk roll sesuai dengan diameter dan trim atau lebar kertas yang dikehendaki. Proses finishing merupakan proses pemberian identitas pada roll dan proses pembungkusan roll sebelum di transfer ke gudang.

2.2.4    Pemeliharaan Alat
Dalam usaha pemeliharaan alat-alat yang ada, PT. Ekamas Fortuna melakukan serangkaian kegiatan seperti Preventive (pencegahan), Kalibrasi, maupun Maintenance (pemeliharaan/perbaikan) secara rutin.
2.2.4.1  Preventive dan Maintenance
Preventive atau  pencegahan adalah jadwal perawatan rutin pada peralatan produksi suatu alat. Tujuan utama dari preventive adalah untuk mencegah timbulnya kerusakan pada peralatan produksi. Kegiatan preventive meliputi pengecekan alat secara fisik atau visual dan dilanjutkan dengan cleaning. Di PT. Ekamas Fortuna, khususnya di unit instrument preventive yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
1.      Grup 1 (QCS & DCS) : berupa pengecekan Air Filter Blower, Air Supply Equipment, Check Chiller (Water Cooling), mengecheck Sensor BW, check Sensor Caliper, check Sensor Moisture, check Parameter Temperature Electronic Card, check Head Alignment  (Pergeseran Head Sensor).
2.      Grup 2 (Field Instrument): berupa pengecekan connection pada Level Transmitter, pengecekan connection dan controller pada Temperature Transmitter, pengecekan air supply dan connection pada Consistency Transmitter, pengecekan connection pada Pressure Transmitter, pengecekan air supply, connection, positioner, actuator pada Control Valve, dan pengecekan connection pada Flow Transmitter.
3.      Grup 3 (Hidraulic & Pneumatic): berupa pengecekan air supply, oil/air regulator, pressure gauge, solenoid valve, seal, actuator, oiller pada mesin Balling Press, pengecekan oil/air regulator, pressure gauge, solenoid valve, oil level, connection pada Hidraulic, pengecekan air filter, pressure gauge, solenoid valve, accessories, oil level, oil filter, connection pada Compressor, pengecekan air supply, solenoid valve, connection pada Actuator, pengecekan air supply, oil/air regulator, pressure gauge, seal, actuator, connection pada Vacuum.
Maintenance atau pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga asset dari usaha agar segala aktifitas di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dimana tujuan Maintenance (pemeliharaan):
1.        Untuk memperpanjang umur dari asetperusahaan (yaitu setiap bagian dari tempat kerja, bangunan, alat-alat, dsb).
2.        Untuk menjamin kemampuan optimum dari peralatan yang terpasang untuk berproduksi dan memperoleh keuntungan maksimum.
3.        Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan pada keadaan darurat sepanjang waktu, misalnya kesiapan unit cadangan dari sebuah peralatan produksi.
4.        Untuk menjamin keselamatan terhadap pekerja yang menggunakan peralatan produksi.
Pekerjaan pemeliharaan alat yang terencana dibagi atas 2 aktifitas utama, yaitu pencegahan dan perbaikan (koreksi).
Bagian utama dari pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan berdasar pada melihat, merasakan, mendengarkan, dan penyetelan minor pada selang waktu yang telah ditentukan, serta penggantian komponen minor sebagai akibat dari penemuan pada saat pemeriksaan.
Pemeliharaan perbaikan/koreksi (corrective maintenance) meliputi reparasi/perbaikan minor, biasanya rencana jangka pendek yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua tahunan.
Perencanaan pemeliharaan didefinisikan sebagai penentuan sebelumnya terhadap pekerjaan, cara, bahan, alat, mesin, karyawan, saat serta waktu yang diperlukan.
Hanya ada satu bentuk perawatan tak terencana, yaitu pemeliharaan darurat, yang didefinisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya terhadap hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk alasan keselamatan kerja.
Dalam manajemen perawatan mesin, terdapat beberapa teknik dan istilah umum yang biasa digunakan, seperti:
1.        Pemeliharaan (Maintenance) : Suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang di dalamnya atau untuk memperbaikinya hingga untuk kondisi yang dapat diterima.
2.        Pemeliharaan darurat (Emergency maintenance) : Pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.
3.        Pemeliharaan terencana (Planned maintenance): Pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan peralatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
4.        Rusak (Breakdown): Kerusakan/kegagalan yang menghasilkan ketidak tersedianya suatu bagian dari alat.
5.        Pemeliharaan Korektif (Corrective maintenance): Pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan perbaikan/reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi kondisi yang dapat diterima.
6.        Pemeliharaan pencegahan (Preventive maintenance): Pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang telah ditentukan sebelumnya, atau terhadap suatu kriteria lain yang diusulkan dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan dari bagian lain yang tidak memenuhi kondisi yang dapat diterima.
7.        Pemeliharaan jalan (Running maintenance): Pemeliharaan yang dapat dilakukan sewaktu mesin sedang berjalan (digunakan).
8.        Pemeliharaan berhenti (Shut down maintenance): Pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin berhenti.
9.        Daftar barang-barang pabrik (Plant inventory): Daftar dari seluruh barang, seperti seluruh bagian dari tempat kerja, gedung dan isinya untuk tujuan identifikasi, beserta keterangan mengenai kontruksi dan rincian teknis masing-masing.
10.    Rencana/Program pemeliharaan (Maintenance program):
Suatu daftar pengalokasian pemeliharaan spesifik pada suatu jenis periode.
11.    Jadual pemeliharaan (Maintenance program): Suatu daftar lengkap mengenai pemeliharaan dan pengaruhnya.
12.    Kartu riwayat (History card): Catatan penggunaan kejadian dan tindakan sebagai kaitan yang layak pada bagian khusus.
13.    Laporan kerja (Job report): Suatu pernyataan tertulis dari pekerjaan yang dilakukan serta kondisi alatnya.
14.    Spesifikasi kerja (Job specification): Suatu dokumen yang menguraikan pekerjaan yang dilakukan.
15.    Overhaul: Suatu pengujian lengkap dan perbaikan dari suatu alat atau sebagian besar dari bagian itu sampai pada kondisi yang diharapkan.
16.    Waktu nganggur (Down time): Periode dari waktu selama dimana suatu bagian alat tidak dalam kondisi mampu memberikan fungsi yang diharapkan.
17.    Perencanaan pemeliharaan (Maintenance planning): Penentuan selanjutnya terhadap pekerjaan, cara/metode, bahan, alat, mesin, pekerja, saat dan waktu yang diperlukan.
Dilakukannya pekerjaan pemeliharaan adalah hal ekonomis yang sangat penting. Pemeliharaan yang benar akan menambah kehandalan serta produktifitas, dimana hal ini tentu saja bisa mengakibatkan juga pertambahan pendapatan.
2.2.4.2  Kalibrasi
Kalibrasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk membawa suatu besaran pengukuran pada nilai sebenarnya. Nilai sebenarnya dapat dilakukan dengan membandingkan dengan pengukur standar atau dibandingkan dengan besaran yang secara kasat mata mutlak kebenarannya.
Dibawah ini dijelaskan cara kalibrasi alat-alat yang dilakukan unit Instrumen:

2.2.4.2.1          Prosedur Kalibrasi QCS (Scanner) :
Membandingkan dan mencocokkan hasil pengukuran yang ada pada scanner dengan yang ada di laboratorium. Apabila ada selisih pengukuran maka dilakukan kalibrasi.
Untuk mengkalibrasi Basis Weight (BW), maka masukkan nilai KCM (satuan atau set poin yang nilai idealnya 1. Batas minimum 0,9 dan batas maksimum 1,2) yang baru pada scanner supaya pembacaan BW pada scanner cocok dengan pembacaan di laboratorium.
Untuk mengkalibrasi MC dengan cara mensetting Intercept dari MC yang dapat dilihat pada display controlnya.
2.2.4.2.2          Prosedur Kalibrasi Level Transmitter:
-       Sambungkan peralatan transmitter dengan alat ukur yang seperti gambar terlampir (Diagram Connection Level Transmitter)
-       Beri tekanan 0% penunjukan sama dengan 4 mA, jika tidak, putar screw zero
-       Beri tekanan 25 % penunjukan sama dengan 8 mA
-       Beri tekanan 50 % penunjukan sama dengan 12 mA
-       Beri tekanan 75 % penunjukan sama dengan 16 mA
-       Beri tekanan 100 % penunjujkan sama dengan 20 mA, jika tidak lakukan putar screw span
-       Lakukan berulang-ulang supaya mendapatkan hasil kalibrasi yang diinginkan.
2.2.4.2.3          Prosedur Kalibrasi Flow Meter:
Kalibrasi pada Flow Meter sebenarnya menggunakan alat sendiri, tapi karena harganya yang mahal menyebabkan jarang menggunakan alat tersebut. Tapi kalibrasi pada flow meter dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mengatur zero adjustmentnya.
Pengaturannya yaitu dengan cara kita set zero adjustmentnya setelah kita coba tutup penuh manual valve atau control valvenya, apabila hasilnya sesuai maka kalibrasi ini sudah selesai, dan apabila hasilnya tidak sesuai maka harus mengeset ulang zero adjustmentnya. Apabila masih tidak tidak sesuai maka flow meternya bermasalah. Kalibrasi pada flow meter cukup dengan mengatur zero adjustementnya saja. Selain itu kalibrasi pada flow meter juga bisa menggunakan BT200 maupun Hart.
2.2.4.2.4          Prosedur Kalibrasi Pressure Gauge:
-       Nylon tube dipasang paralel bercabang dengan pressure gauge standart dan pressure gauge yang akan dikalibrasi
-       Regulator digunakan untuk mengatur tekanan udara yang diinginkan
-       Beri tekanan pada referensi dan lihat skala pada indikasi pressure gauge standart
-       Cek indikasi pressure gauge yang akan dikalibrasi sebagai span
-       Bila tidak sama lepas jarum indikasi dengan tang kombinasi, pasang jarum indikasi sesuai dengan indikasi standart
-       Hilangkan tekanan pada referensi sebagai zero, cek jarum indikasi harus nol. Bila tidak sama lepas jarum indikasi sesuai dengan standart
-       Jika belum sama, ulangi lagi hingga sama dengan indikasi standartnya.
2.2.4.2.5          Prosedur Kalibrasi Pressure Transmitter :
-       Sambungkan peralatan transmitter dengan alat ukur yang seperti gambar terlampir (Bagan pemasangan pressure transmitter)
-       Beri tekanan 0%, penunjukan sama dengan 4 mA. Jika tidak putar screw zero
-       Beri tekanan 50 %, penunjukan sama dengan 12 mA
-       Beri tekanan 75 %, penunjukan sama dengan 16 mA
-       Beri tekanan 100 %, penunjukan sama dengan 20 mA. Jika tidak putar screw span
-       Lakukan berulang-ulang dari langkah 2 sampai langkah 6.
2.2.4.2.6          Kalibrasi Control Valve :
-       Buka positioner pada control valve yang akan dikalibrasi
-       Konekkan kabel dari kalibrator pada inputan control valve
-       Kabel merah pada terminal positioner plus dan kabel hitam pada terminal positioner minus
-       Setelah terpasang semua, setting kalibrator 4mA maka valve dalam keadaan 0% dan jika tidak tepat 0% putar screw spannya hingga posisi 0%
-       Setting kalibrator 20 mA maka valve akan membuka penuh pada posisi 100 %. Jika tidak sesuai, putar screw spannya hingga posisi 100 %.

2.2.5   Hasil Kerja
Hasil Kerja yang dicapai pada tugas Prakerin, yaitu mengetahui peralatan instrument yang ada di PT. Ekamas Fortuna beserta sistem kerja alat-alat instrumen tersebut. Mengetahui pekerjaan para teknisi unit instrument dan telah mempelajarinya. Mengetahui rutinitas para pegawai atau teknisi PT. Ekamas Fortuna, Mengetahui proses produksi kertas di PT. Ekamas Fortuna, serta melakukan hal-hal yang termasuk tugas prakerin lainnya seperti ikut menjaga kebersihan lingkungan kerja, menggerakkan program  yang ada, dll.

2.2.6   Agenda Praktikum
2.2.6.1 Kegiatan  Pokok :
-       Ikut melaksanakan meeting setiap pagi untuk membahas Instrument Problem Report dan laporan kerja teknisi pada hari sebelumnya.
-       Ikut membantu pekerjaan para teknisi dibidang masing-masing (DCS & QCS, Field Instrument, Hidraulik & Pneumatik).
-       Collect data untuk penyusunan laporan akhir Prakerin sekaligus menggali pengetahuan di bidang Industri khususnya di PT. Ekamas Fortuna.
-       Mengamati proses produksi kertas di PT. Ekamas Fortuna.
2.2.6.2 Kegiatan Lainnya :
-       Ikut menjaga lingkungan kerja yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan kerja, bersih-bersih, membuang sampah pada tempatnya, dll.
-       Ikut menggalakkan program 6 R (Ringkas, Rasa Aman, Rajin, Rawat, Rapi, Resik) dan 6 S (Seiri, Safety, Shitsuke, Seiketsu, Seiton, Seiso) salah satunya membantu mengecat ruang bengkel instrument.

BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
Prakerin di PT. Ekamas Fortuna telah dapat kami jalankan dengan  sebaik – baiknya, berkat kerja sama peserta Prakerin dan dukungan dari Pegawai PT. Ekamas Fortuna khususnya unit Instrumen. Selama kami menjalankan Prakerin dari berbagai uraian di atas, dapat kami simpulkan bahwa pelaksanaan Praktik Kerja Industri ( Prakerin ) banyak hal yang dapat kami peroleh di samping pengalaman kami juga banyak belajar dari tugas – tugas yang kami kerjakan menurut pengalaman yang kami dapatkan di sekolah, guna dalam rangka Prakerin di PT. Ekamas Fortuna banyak ilmu dan pengalaman yang dapat kami timba di dalamnya, serta tahu tugas – tugas di Perusahaan Kertas PT. Ekamas Fotuna.
Demikian uraian tentang pelaksanaan kegiatan Prakerin di PT. Ekamas Fortuna periode I tahun 2013, dalam mengemban tugas kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab kami sebagai peserta Prakerin yang sesuai dengan tujuan Prakerin pada umumnya.
Kami menyadari meskipun kami berusaha sekuat tenaga dan pemikiran yang matang guna mencapai hasil yang maksimal, namun karena berbagai hal atau faktor yang masih belum teratasi secara keseluruhan, maka masih banyak masalah yang perlu di benahi di masa mendatang.
Harapan kami sebagai peserta Prakerin, kami dapat mengembangkan kemampuan yang telah kami dapatkan dan menyempurnakan             kekurangan – kekurangan kami demi suksesnya tujuan Pendidikan Nasional di masa mendatang dan sebagai bekal kami pribadi dalam menyongsong hari esok yang lebih cerah dan bahagia.

Demikian yang dapat kami sampaikan dan apabila ada hal – hal yang masih kurang berkenan dalam buku laporan ini, kami sebagai peserta Prakerin  masih banyak kekurangan – kekurangan yang perlu penyempurnaan.

3.2              Saran
3.2.1.Saran Untuk Perusahaan PT. Ekamas Fortuna
Kami sebagai peserta Prakerin di PT. Ekamas Fortuna, pada kesempatan ini menyampaikan saran kepada PT. Ekamas Fortuna. Saran kami, supaya perusahaan lebih mengutamakan peningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi setiap pekerja dengan sebaik – baiknya, karena kami masih melihat banyak pekerja tidak menggunakan pelindung diri saat bekerja. Belum lagi dengan keadaan lingkungan yang sudah berubah seiring waktu sehingga diperlukan perbaikan/penggantian sarana kerja yang tidak layak, untuk alat-alat yang tidak lagi bekerja dengan optimal diperlukan maintenance maupun kalibrasi secara terjadwal agar alat-alat tersebut bisa dioperasikan dengan baik, dan juga senantiasa menjaga lingkungan kerja yang bersih agar tercipta kenyamanan dalam bekerja. Kami juga menyampaikan banyak – banyak terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada kami sebagai peserta Prakerin, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan Prakerin selama kurang lebih tiga bulan dengan baik dan memperoleh banyak pengalaman dalam bidang Industri. Kami juga berharap bahwa pola hubungan yang baik antara perusahaan umumnya dan para pekerja unit instrument khususnya dengan peserta Prakerin selalu terjalin dengan baik.
3.2.2        Saran Untuk Sekolah
Kami mengucapkan banyak – banyak terima kasih kepada Sekolah Menengah Kejuruhan Muhammadiyah 1 Kepanjen, karena dengan kegiatan Prakerin ini sangat membawa manfaat bagi kami. Kami juga bersyukur dengan diadakannya Prakerin ini, karena kami dapat menimba atau menggali potensi yang ada di PT. Ekamas Fortuna selama kurang     lebih tiga bulan, dari mulai bulan Februari sampai dengan April tahun 2013. Kami berharap pihak Sekolah melakukan monitoring paling tidak satu bulan sekali untuk melihat perkembangan dan keadaan siswa Prakerin di perusahaan. Dan selalu menjaga hubungan kerja sama dengan perusahaan, khususnya PT. Ekamas Fortuna. Atas dukungan yang penuh dari Sekolah menjadikan kami dapat melaksanakan Prakerin berdasarkan UU No. 2 Tahun 1986, Surat keputusan Mendiknas No. 0211/V/1982 dan Kurikulum 2003/2004.


TAMAT !!  
  
  
 

2 komentar:

  1. Selamat siang. Tulisan yang bagus. Di Ekamas Steam nya priduksi sendiri ata beli dari luar ya pak ?

    Terima kasih

    BalasHapus
  2. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
    Terjangkau
    Cost saving
    Solusi
    Penawaran spesial
    Hemat biaya Energi dan listrik
    Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut


    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management
    OUR SERVICE
    1.
    Coagulan, nutrisi dan bakteri
    Flokulan
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Garment wash
    Eco Loundry
    Paper Chemical
    Textile Chemical
    Degreaser & Floor Cleaner Plant

    2.
    Oli industri
    Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    3.
    Other Chemical
    RO Chemical
    Hand sanitizer
    Disinfectant
    Evaporator
    Oli Grease
    Karung
    Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
    Zinc oxide
    Thinner
    Macam 2 lem
    Alat-alat listrik
    Packaging
    Pallet
    CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
    Almunium

    BalasHapus